
JABARTODAY.COM – TASIKMALAYA
Dewan Kerajinan Nasional Provinsi (Dekranasda) Jawa Barat menggelar pelatihan Sulam Pita pada Media Tas Anyaman bagi ibu-ibu se Parahyangan Timur di Balai Desa Rajapolah, Tasikmalaya, selama dua hari, 5-6 Desember 2011.
“Acara itu digelar sebagai salah satu rangkaian Road to PKJB 2011 (Pekan Kerajinan Jawa Barat, red) yang akan digelar pada 21-25 Desember 2011 di Manggala Siliwangi Bandung. Pada pelatihan Sulam Pita pada tas anyaman ini diikuti oleh lebih dari 50 orang perwakilan perajin dari Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar dan Kabupaten Garut,” ujar Ketua Panitia, Muhammad Admarius kepada wartawan di Tasikmalaya (5/12).

Menurut Admarius, hasil-hasil para pengrajin di lima wilayah itu bisa bernilai tinggi dan memiliki daya saing bila mendapat sentuhan seni artistik seperti sulam pita. Sulam pita pada produk tas anyaman akan memberikan added value (nilai tambah) terhadap suatu produk tas anyaman. Bahkan, jelas Admarius, dengan sentuhan sulam pita, nilainya menjadi 10 kali lipat dari harga tas tanpa sulam pita.
“Dalam pelatihan kali ini, kami sengaja menghadirkan pakar sulam pita, Ibu Asri Ipindhari dari Asri Art Kriya Sulam Pita Bandung. Beliau adalah salah satu maestro Sulam Pita terbaik yang pernah dimiliki Indonesia,” ujarnya.
Bidang Program dan Organisasi Dekranasda Jabar, Ani Rukmini mengungkapkan, dengan pelatihan ini diharapkan mampu mengangkat derajat kesejahteraan kaum ibu di Jawa Barat.
“Melalui pelatihan ini, kami berharap akan mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat Jawa Barat. Tentu frekuensi kegiatan seperti ini harus lebih ditingkatkan sehingga akan banyak para pengrajin yang mendapatkan manfaatnya,” ujar Ani.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya, Drs. H. Iin Aminudin mengungkapkan, Tasikmalaya memiliki cukup banyak produk kerajinan unggulan yang berbahan baku pandan, bambu, mendong dan bordir. Bahkan, produk kerajinan Tasikmalay telah telah lama menembus pasar mancanegara seperti Spanyol, Swedia, Belanda, Afrika, Amerika dan Perancis.
“Namun, para pengrajin kami memiliki kendala berupa bahan baku. Selama ini bahan baku pandan dan mendong masih dipasok dari Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur. Tasikmalaya baru mampu memenuhi 30% bahan baku yang dibutuhkan par pengrajin. Masalah ini harus kita carikan jaln keluarnya secara bersama,” ujar Iin yang juga Wakil Ketua Dekranasda Kabupaten Tasikmalaya.
Untuk diketahui, dalam menyemarakkan PKJB 2011, Dekranasda Jabar telah menyiapkan rangkaian kegiatan Road to PKJB 2011 yang telah berlangsung sejak Oktober. Kegiatan tersebut diawali oleh Workshop Batik dengan peserta Korban KDRT dan korban trafficking di Cirebon pada tanggal 29 Oktober 2011, Jalan Santai Berbatik “Mlaku Bareng Batikan” di Cirebon tanggal 30 Oktober 2011; Pengadaan 800 set Kompor Batik bagi perajin di sentra Trusmi tanggal 12 November 2011; Workshop Sulam pita di Rajapolah, Tasikmalaya, 5 Desember 2011; Fashion Show bersama IPBM tanggal 5 Desember 2011 di Hotel Hilton Bandung; Prosesi Pelilitan Kain Merah Putih dan Kain Batik di Kawasan Karst Citatah serta penanaman pohon bahan baku kerajinan tanggal 10-12 Desember 2011 sekaligus pemecahan Rekor MURI; dan puncaknya akan dilakukan Jalan Sehat Nganggo Batik, di Gasibu Bandung tanggal 18 Desember 2011. (fzf)