JABARTODAY.COM – JAKARTA — Setiap tahunnya, seluruh pelaku bisnis, termasuk sektor perbankan berhasrat untuk terus meningkatkan kinerja bisnisnya. Hal itu pun berlaku bagi PT Bank Pembangunan Daerah Jabar-Bantrn Tbk alias bank bjb.
Tahun ini, lembaga perbankan BUMD itu siap menekan gas bisnisnya lebih dalam lagi. Berbagai upaya dan strategi pun disiapkan perbankan yang bermarkas di Jalan Naripan Bandung itu demi mendongkrak catatan kinerja bisnisnya, yang tahun lalu, menorehkan trend positif, pada 2017.
Salah satunya, pada akhir 2016, bank bjb menerbitkan Medium Term Notes (MTN) atau surat utang jangka menengah. “Nilainya Rp 1,1 triliun. Penerbitan MTN itu untuk mendukung rencana ekspansi bisnis kami tahun ini, yaitu dalam hal penyaluran kredit,” tandas Direktur Utama bank bjb, Ahmad Irfan, pada Analyst Meeting FY 2016 di Grand Ballroom, lantai 4 Ritz Charlton SCBD Jakarta, Kamis (2/3).
Ahmad Irfan meneruskan, tahun ini, pihaknya merencanakan pertumbuhan kredit yang lebih tinggi daripada 2016. Tahun lalu, ungkap dia, pihaknya mencatat pertumbuhan kredit yang positif.
Hingga akhir 2016, sebutnya, pihaknya menggelontorkan kredit bernilai total Rp 63,14 triliun atau naik 14,2 persen lebih tinggi daripada realisasi hingga 2015 yang nilainya Rp 56,3 triliun. Menurutnya, pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit konsumer, yaitu 15,7 persen atau menjadi Rp 44,2 triliun. Sedangkan kredit komersial, ujarnya, Rp 10,8 triliun, dan kredit mikro Rp 3,5 triliun. Sementara kredit mortgage, sambungnya, mencapai Rp 4,55.triliun.
Kesuksesan bjb mendongkrak kredit pun, ucap Ahmad Irfan, diikuti keberhasilan pihaknya menekan Non-Performing Loans (NPL) atau kredit bermasalah, yang sebelumnya (2015) sebesar 2,91 persen, menjadi berada pada level 1,69 persen.
Selain kredit, tambahnya, hingga akhir tahun lalu, pihaknya menorehkan pertumbuhan net income sebesar 14,4 persen lebih tinggi daripada realisasi tahun sebelumnya. Nominalnya, sebut dia, mencapai Rp 1,56 triliun.
Pun dengan Net Interest Margin (NIM) yang pada akhir 2016 menyentuh angka 7,4 persen. Selain itu, sahut dia, pihaknya mencatat Capital Adequated Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal sebesar 18,4 persen. Hal itu, terangnya, membuat jajarannya lebih leluasa untuk berekspansi bisnis.
Untuk tahun ini, ungkapnya, proyeksi kredit bertumbuh sebesar 12-15 persen. Begitu pula dengan pendanaan. Ahmad Irfan menyatakan, pihaknya menargetkan pertumbuhannya 15-16 persen. Dalam hal NPL, seru dia, pihaknya berusaha untuk berada pada level 1,6-1,8 persen. (win)