Minim Perhatian terhadap Seni Tradisi

JABARTODAY.COM – BANDUNG Penggiat seni budaya tradisi kurang mendapat perhatian, sehingga perlu melakukan tindakan jemput bola agar kesetaraan dengan penggiat seni budaya kontemporer tak terlalu senggang.

“Perhatian dari pemerintah tak sebatas perhatian semu, namun terkelola melalui perencanaan yang berkesinambungan,” kata Linda Hoemar Abidin, di sela konferensi pers pembentukan Klaster Filantropi Kesenian dan Kebudayaan Indonesia, yang merupakan salah satu bagian kegiatan Festival Bekraf, di Gudang Persediaan PT. KAI Bandung, Kamis (7/12) malam.

Linda mengaku prihatin dengan kondisi seni budaya tradisi yang minim dalam penyaluran kreatifitasnya. Terlebih, jarang mendapat kesempatan tampil dalam pertunjukan yang bersifat bisnis.

Selain itu, lanjutnya, penggiat seni budaya tradisi juga kurang bisa mengembangkan kreatifitasnya akibat minimnya sokongan dana.

“Ajang pentas seni, kreatifitas yang diperuntukkan bagi umum, meski ramai dikunjungi penonton. Hampir pasti belum mampu mensejahterakan penggiat seni. Di samping itu, campur tangan dari pemerintah terbatas pada kelompok seni tertentu. Bisa dibilang hanya itu-itu saja,” tutur Linda.

Menurutnya, belum ada perhatian serius pemerintah dalam mengembangkan seni dan budaya terutama seni dan budaya tradisi yang kurang populer.

”Memang, seniman selalu dituntut untuk meningkatkan kreatifitas agar bisa bersaing dengan budaya modern. Namun, bila kurang promosi dan dukungan dari pemerintah dipastikan lambat perkembangannya. Padahal, sektor seni budaya sangat mungkin dikembangkan,” pungkas Linda. (edi)

Related posts