JABARTODAY.COM – BANDUNG Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung Herry M. Djauhari mengatakan, minat baca di Kota Bandung masih di bawah 10 persen dari total jumlah penduduk.
Sehingga, untuk meningkatkan minat baca masyarakat, pihaknya akan mengembangkan fasilitas perpustakaan. Bahkan, fasilitas tersebut, menurut Herry, akan diperluas hingga ke taman-taman, perpustakaan di berbagai lingkungan sekolah di Kota Bandung. Karena, keberadaan perpustakaan di berbagai sekolah, dinilai belum tertata secara baik. “Hasil survei untuk minat baca di Kota Bandung masih rendah, atau di bawah 10 persen dari total jumlah penduduk sekitar 2,3 juta lebih,” tutur Herry, saat dihubungi, Kamis (12/1).
Herry menerangkan, selain penataan perpustakaan di lingkungan sekolah, program literasi unik di Kota Bandung juga akan dilakukan pihaknya. Seperti, penyediaan gerobak baca, jongko-jongko, dan mobil keliling yang akan bergerak di berbagai taman tematik di Kota Bandung, termasuk di area Car Free Day (CFD).
Ke depannya, Kota Bandung akan memiliki fasilitas perpustakaan yang lebih mumpuni. Karena, gedung kantor salah satu satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang berada di Jalan Seram, akan menghadirkan perpustakaan umum. “Kantor kami akan pindah ke Jalan Seram, eks Kantor Dinas Pertamanan. Di lantai 1 gedung tersebut, nantinya akan dibuat perpustakaan yang representatif. Baik buku-buku nasional maupun internasional. Sehingga, kami harap minat baca di Kota Bandung semakin meningkat,” papar Herry.
Menyoal penataan arsip-arsip dengan menggunakan pengembangan teknologi akan menjadi perhatian pihaknya di 2017 ini, Herry mengaku, hal itu untuk lebih menjamin arsip-arsip berkaitan dengan aspek sosial, hukum dan ekonomi terdokumentasi lebih rapi. “Arsip-arsip yang berusia lima hingga 20 tahun masih ada, semua dihimpun dalam bentuk daring. Ini juga yang akan kami tata di 2017,” ujar Herry.
Dia menegaskan, pengembangan perpustakaan dan arsip akan terus dipacu. Hal itu dilakukan untuk menjadikan Kota Bandung, sebagai kota yang beradab. Sehingga, keberadaan buku benar-benar terasa sebagai jendela dunia. (koe)