“Suasana kelas international begitu terasa kental, masing masing dari peserta memperkenalkan bahasa, bendera, makanan tradisional hingga gesture tubuh seperti kontak mata, gestur tangan dan lain sebagainya,” ujar Dede Husen, mahasiswa FKOM Uniku, peserta UUM International Summer Programme 2017, Jumat (18/8/2017).
Pada sesi presentasi dari Indonesia, ia dan rekan-rekannya merasa bangga bisa memperkenalkan budaya Indonesia mulai dari arti filosofi bendera merah putih, makanan tradisional, dan bahasa Indonesia.
“Sempat kita perkenalkan juga bahasa Sunda yang menarik perhatian dari seluruh peserta. Di akhir sesi, perwakilan dari Uniku menyampaikan bahwa hari ini tepat pada tanggal 17 Agustus 2017 adalah hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 72,” tuturnya.
Akhir dari kelas komunikasi lintas budaya ini adalah pelajaran tentang pentingnya menghargai siapapun, dimanapun dan kapanpun para peserta diminta agar senantiasa menghormati budaya lain.
“Studying cross culture comunication is extremely important to avoid misunderstanding as well as to build mutual understanding accross the nations. The main point of cross culture comunication is we must understand other nation’s culture and respect their culture,” ujar Dr. Nasrul Hadi dari College of Art and Science Universiti Utara Malaysia.
Turut hadir Direktur Central International Affairs and Cooporation (CIAC), Dr. Farizal Rajemi beserta Panitia UUM International Summer Program. Acara dibuka oleh Mrs. Aida dengan penuh hidmat, diawali dengan sambutan direktur CIAC dan dilanjut dengan “Sharing Session” dengan masing masing perwakilan dari sejumlah negara.
“Pada sesi berbagi, sempat kami sampaikan juga mengenai pembentukan International Student Exchange Association, suatu organisasi yang menghimpun mahasiswa yang mengikuti kegiatan pertukaran pelajar di seluruh dunia, khususnya Asia-Pasifik kepada para peserta dan mereka tampak antusias,” ujar Dede.
Setelah acara tersebut, para peserta diajak untuk mengunjungi sport Center, pusat olahraga UUM, terlihat berbagai saran olahraga yang cukup komplit, seperti lapangan sepak bola, golf, Gym Center, kolam Renang, badminton, futsal, Squash, lapangan pacu kuda dan masih banyak lagi.
“Kita harapkan summer programme ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua dan menjadi pemicu untuk lebih semangat dalam belajar serta kita dapat menjadikan ini sebagai motivasi bagi mahasiswa Universitas Kuningan lainnya,” harapnya.
Sebelumnya, semua peserta mengunjungi museum arkeologi Sungai Batu, salah satu peradaban manusia tertua di daratan Malaysia bagian Utara. Disebutkan, pada Abad III-V masehi di lokasi tersebut, terdapat peradaban di mana manusia sudah bisa mengolah atau melebur besi. Hal ini ditandai dengan adanya batu-batu tembikar kuno dan cetakan-cetakan yang terbuat dari tanah liat.
“Mereka juga mengklaim bahwa situs arkeologi tersebut adalah situs tertua di Asia Tenggara, yang menandai satu episode penting dalam sejarah kebudayaan Malaysia,” ujar Nursidik, mahasiswa Uniku lainnya.
Kemudian mereka bertolak ke Tanjung Dawai sebuah destinasi pantai yang indah dan menawan yang menunjukkan keseriusan pemerintah dan warga setempat dalam membangun pemgembangan potensi wisata lokal maupun asing.
“Keseriusan Pemerintah Malaysia dalam pengembangan wisata terlihat di berbagai tempat terdapat slogan “Malaysia Truly Asia” menjadikan semua tempat destinasi wisata di Alor setar yang mendapatkan dukungan pemerintah penuh,” ungkapnya.
Mereka juga diajak berkeliling di pasar malam Changlun (Changlun Night Market), terdapat berbagai macam jajanan dan kuliner tradisional, hasil tani, kerajinan tangan dan lain sebagainya di mana hanya setiap rabu malam saja pasar ini di gelar. [ruz/sep]