
JABARTODAY.COM – BANDUNG — Pasca bergulirnya era pasar bebas, persaingan tidak hanya dalam hal produk, tetapi juga sumber daya manusia (SDM). Tidak heran, sejak beberapa waktu terakhir banyak ekspatriat alias tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja di Indonesia.
Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jabar, Dedy Widjaja, mengemukakan, kejadiran TKA erat kaitannya dengan kebutuhan. Pasalnya, jelas Dedy, teknologi yag semakin maju membuat perusahaan memerlukan tenaga ahli. “Ini untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing sebuah perusahaan dalam era persaingan yang kian ketat seperti saat ini,” tandas Dedy, belum lama ini.
Dedy mencontohkan, proyek kereta api cepat Bandung-Jakarta. Proyek itu menggunakan teknologi tinggi. Jadi, lanjutnya, perlu SDM yang memiliki kapasitas dan kemampuan mengoperasikan teknologi itu.
Contoh lainnya, tambah Dedy, proyek atau sektor yang butuh SDM ahli yaitu konstruksi, semisal proyek pembangunan terowongan. “Nah, apakah negara ini punya SDM yang mampu dan ahli mengoperasikan teknologi tinggi itu atau tidak?” tanya Dedy.
Melihat kondisi itu, sahut Dedy, tidak heran apabila pengusaha rela merogoh koceknya lebih dalam untuk menghadirkan dan menggaji ekspatriat bekerja pada perusahaannya, yang informasinya, nilainya mencapai puluhan juta ler orang, Itu, terang Dedy, karena kebutuhan.
Karenanya, seru Dedy, agar SDM lokal lebih berdaya dan tidak terpinggirkan oleh kehadiran ekspatriat, sebaiknya, pemerintah segera melakukan program magang ke beberapa negara. Tujuannya, jelas Dedy, meningkatkan kapasitas tenaga kerja Indonesia (TKI). Selain itu, ucap Dedy, melalui program pemagangan itu, para TKI memiliki kesempatan mempelajari teknologi terkini sehingga kemampuan dan daya saingnya meningkat.
Dedy berpendapat, saat ini, jangan terlalu mengandalkan lembaga pendidikan. Itu karena sarananya, khususnya, teknologinya, kurang menunjang. “Sampai saat ini, belum ada lembaga pendidikan dan pelatihan yang memiliki sarana teknogi berbasis satelit atau teknologi tinggi lainnya. Jadi, agar kapasitas TKI lebih tinggi, program magang dapat menjadi sebuah opsi pemerintah,” pungkasnya. (win)