Investasi Raksasa Bagi 4 Pembangkit

GM PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkit Jawa Bagian Tengah I, Anang Yahmadi (tengah), menjelaskan progress pembangunan 4 pembangkit listrik.
(jabartoday.com/erwin adriansyah)

JABARTODAY.COM – BANDUNG — Ketersediaan energi listrik memang dapat membantu percepatan pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2016-2025, yang proyeksi pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 0,8–1,1 persen per-tahun, dan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6–7,3 persen per-tahun, prediksi kebutuhan energi listrik pada tahun 2022 mencapai 308.533 GWh. “Setidaknya harus ada pertumbuhan produksi listrik sebesar 90 persen pada 2022,” tandas Anang Yahmadi, General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkit Jawa Bagian Tengah I (UIP JBT I), pada media gathering di Jalan Cimanuk, Senin (5/6).

Karenanya, kata Anang, pemerintah menggulirkan program 35.000 Mega Watt (MW). Sebagai lembaga BUMN bidang energi listrik, tegas Anang, PT PLN (Persero) turut berperan menyukseskan program tersebut. Salah satunya, sambung Anang, mengelola 4 pembangkit, yang saat ini, dalam proses pembangunan.

Diutarakan, ke-4 pembangkit yang berada pada pengelolaan PT PLN, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cisokan berkapasitas 1000 MW. Kemudian, ucapnya, PLTA Jatigede sebesar 110 MW, Pembangkit Listrik Teaga Gas Uap (PLTGU) Muara Tawar 650 MW, dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Indramayu 2.000 MW, yang tahap awalnya, 1.000 MW.

Dikatakan, nilai investasi ke-4 pembangkit itu sangat besar. Adalah PLTU indramayu, ungkapnya, yang tertinggi, sekitar 2 miliar Dolar Amerika Serikat (AS). Sumber dana berupa pinjaman dari Jepang.

Investasi terbesar berikutnya, sambung Anang, PLTA Cisokan, sekitar 500 juta dolar AS. Sedangkan PLTGU Muara Tawar sejumlah 360 juta dolar AS. Sumber dana ke-2 pembangkit itu, tukasnya, adalah dana pinjaman Wolrd Bank. Sementara PLTA Jatigede, tambahnya, sekitar Rp 1,5 triliun. “Untuk Jatigede, sumber dananya direct loan dari PT PLN,” sahut Anang.

Namun, Anang mengakui, pengerjaan ke-4 pembangkit itu bukan tanpa hambatan. Menurutnya, pembangunan Jatigede, yang progress-nya mencapai 21 persen, terkendala kondisi geologi yang cukup sulit. PLTA Cisokan, tambahnya, terhambat access road.

Sementara PLTU indramayu, aku Anang, hambatannya pada pengumpulan kelengakapan dokumen, yang memerlukan waktu tidak sebentar. Saat ini, jawab Anang, kontraktornya terus melengkapi dokumen-dokumennya. Kendati begitu, Anang optimistis, kendala-kendala tersebut dapat teratasi.

Pihaknya, cetus Anang, menargetkan pembangunan ke-4 pembangkit itu dapat tuntas dalam beberapa tahun. Untuk PLTA jatigede, ucapnya, targetnya 2019. Lalu, lanjut dia, PLTGU Muara Tawar pada 2019-2020, PLTA Cisokan pada 2021-2022), dan PLTU Indramayu pada 2022. (win)

 

 

Related posts