Ini Ranking Perbankan Syariah Jabar di Tanah Air

Kepala OJK Regional Jabar, Sarwono.
(jabartoday.com/erwin ardiansyah)

JABARTODAY.COM – BANDUNG — Sejak pertama kali hadir, sistem perbankan syariah terjangkau pertumbuhan. Akan tetapi, terdapatnya beragam kendala membuat pertumbuhan perbankan syariah lebih lambat daripada perbankan konvensional.

Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 2 Jabar, Sarwono, pada Silaturahmi Media Sareng OJK di Kantor OJK Regional 2 Jabar, Jalan Ir H Djuanda Bandung, Rabu (2/5), mengiyakan bahwa pertumbuhan perbankan syariah di tanah air lebih lambat daripada perbankan konvensional. “Kondisi itu pun terjadi di Jabar,” tandasnya.

Sarwono mengatakan, sebenarnya, perbankan syariah di Jabar menunjukkan pertumbuhan positif. Sejauh ini, asset perbankan syariah di indonesia sebesar Rp 435 triliun. Tatar Pasundan, ungkapnya, menempati posisi kedua nilai asset, yaitu 9,33 persen atau sekitar Rp 38,12 triliun, di belakang Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, mencapai 54,87 persen.

Hingga kini, tambahnya, perbankan syariah di Jabar menyalurkan pembiayaan bernilai total Rp 34,96 triliun, sedangkan total dana pihak ketiga (DPK) bernilai Rp 36,74 triliun, yang terdiri atas Tabungan Rp 16,01 triliun, deposito Rp 16,13 triliun, dan giro Rp 4,54 triliun.

Sarwono menyebutkan, sejauh ini, Jabar memiliki 11 perbankan syariah dan 11 Unit Usaha Syariah (UUS). Secara jumlah, ucapnya, memang belum mencukupi. Kendati demikian, sambungnya, jika jumlahnya banyak, belum tentu bisa menjadi trigger pertumbuhannya. Itu karena, terkendala teknologi.

Sarwono berpendapat, ketersediaan teknologi dapat mendongkrak kinerja karena dapat meningkatkan jumlah nasabah. Namun, sambungnya, teknologi dapat tersedia jika punya Ketercukupan modal. Sedangkan permodalan perbankan syariah belum mencukupi untuk menyiapkan teknologi.

Sederhananya, jelas Sarwono, kendala perbankan syariah di Jabar mirip dengan nasional. Antara lain, jelasnya, pasar dan produk perbankan syariah di Jabar, yang pada 2017, punya market share 8,14 persen, pun nyaris sama dengan perbankan konvensional.

Padahal, sahutnya, Jabar punya potensi besar. Pasalnya, tuturnya, mayoritas penduduk Jabar adalah muslim. Selain itu, imbuhnya, pemahaman masyarakat berkaitan dengan produk-produk perbankan syariah masih tergolong rendah. “Dukungan pemerintah pun sebaiknya lebih optimal,” pungkas Sarwono.  (win)

Related posts