JABARTODAY.COM – BANDUNG — Ternyata, hingga kini, tingkat pemanfaatan dan pemahaman produk jasa keuangan (inklusi serta literasi) di Jabar, hingga kini,asih tergolong rendah. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional Jabar menunjukkan, hingga periode Oktober 2018, inklusi keuangan di Jabar sebesar 68 persen. Sedangkan literasi keuangan sejumlah 29 persen.
Salah satu bukti masih minimnya inklusi dan literasi keuangan terlihat pada pemilikan asuransi. Ketua Dewan Asuransi Indonesia (DAI), Dadang Sukresna, mengakui bahwa, hingga saat ini, pemilik asuransi di Indonesia masih sangat minim.
“Hanya sebesar 1,7 persen penduduk Indonesia yang punya asuransi. Sedangkan total penduduk Indonesia sekitar 265 juta jiwa,” tandas Dadang pada sela-sela puncak Peringatan Hari Asuransi 2018 di Kota Bandung,
Dia mengemukakan, sejatinya, bagi sektor jasa keuangan, besarnya jumlah penduduk Indonesia merupakan sebuah peluang pasar yang menjanjikan. Karenanya, kata dia, pihaknya terus melaksanakan kegiatan literasi ini supaya pemahaman masyarakat tentang manfaat produk jasa keuangan, khususnya asuransi, bertumbuh.
Agar jumlah masyarakat yang memiliki produk asuransi bertumbuh, ujar Dadang, pihaknya pun terus berinovasi. Satu di antaranya, jelas dia, inovasi produk. “Asuransi harus memiliki produk inovatif, menarik, dan sesuai perkembangan zaman, utamanya generasi milenial.
Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Riswinandi, menegaskan, pihaknya terus mendukung semua program edukasi dan literasi, termasuk dalam acara Insurance Day.
“Ini sejalan dengan tugas kami. Masyarakat harus punya pemahaman tentang pentingnya produk dan pengelolaan keuangan yang baik. Salah satunya, lebih memahami produk asuransi,” sahut dia. (win)