
JABARTODAY.COM – BANDUNG — Isu perang dagang Amerika Serikat (AS) China belum mereda sehingga berefek pada perekonomian global, ternyata, kondisi capital market Indonesia tetap terjaga. Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Anto Prabowo, dalam keterangan resminya, akhir pekan kemarin, menyatakan, ada beberapa indkator yang menunjukkan masih terjaganya pasar modal nasional.
“Selain Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), juga penghimpunan dana korporasi,” tandas Anto. Dia mengatakan, periode Januari -21 September 2018, nilai penghimpunan dana korporasi mencapai ratusan triliun rupiah. Nominalnya, sebut dia, Rp130 triliun,
Anto menuturkan, pada periode itu pun, pihaknya memcatat jumlah emiten baru, yakni 39 perusahaan. Total dana kelolaan investasi emiten-emiten baru itu, ungkapnya, sebesar Rp740,69 triliun. “Angka itu lebih besar 7,58 persen daripada akhir 2017.
Dalam hal premi asuransi jiwa dan asuransi umum serta reasuransi, tambah Anto, juga tergolong positif. Hingga Agustus 2018, total premi asuransi senilak Rp 114,8 triliun. “Sementara reasuransi Rp 49,3 triliun,” ujar dia.
Anto memprediksi, dinamika pasar keuangan masih berlanjut seiring masih tingginya downside risk lingkup global. Pihaknya, sahut Anto, menganggap kemampuan sektor jasa keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi masih terbuka. Akan tetapi, tambahnya, harus tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.
Anto menambahkan, pihaknya sangat serius memperhatikan beberapa faktor risiko. Antara lain, sebut dia, perkembangan suku bunga dan likuiditas global, gejolak pasar keuangan emerging markets, serta tensi perang dagang.
“Karenanya, kami siap melakukan langkah-langkah kebijakan demi menjaga stabilitas sektor jasa keuangan nasional. Kami pun memperkuat koordinasi dengan seluruh stake holder,” pungkasnya. (win)