Hingga Agustus, Penyaluran KCR Rp 330,6 miliar

Kepala Dinas KUMKM Jabar, Anton Gustoni.
Kepala Dinas KUMKM Jabar, Anton Gustoni.

JABARTODAY.COM – BANDUNG

Keberadaan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) punya peran penting dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Namun, sejauh ini, masih banyak hal yang menjadi kendala para pelaku sektor tersebut. Satu diantaranya, dalam hal pembiayaan.
 
Melihat kondisi itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, beberapa tahun silam, menggulirkan sebuah program pembiayaan bagi para pelaku UMKM, yaitu Kredit Cinta Rakyat (KCR), yang penyalurannya melalui PT Bank Pembangunan Daerah Jabar-Banten Tbk atau bank bjb. Kehadiran program tersebut ternyata mendapat respon positif para pelaku UMKM.
 
Hal itu terlihat pada tingginya penyaluran KCR, yang  angkanya melebihi plafon Pemprov Jabar, yakni Rp 235 miliar. “Untuk itu, Pemprov Jabar menandatangani perjanjian kerjasama yang isinya berupa penambahan plafon KCR tahap ke-4. Angkanya sebesar Rp 100 miliar,” ujar Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah Jawa Barat, Anton Gustoni, belum lama ini.
 
Pria berkaca mata ini menyatakan, adanya tambahan plafon senilai Rp 100 miliar tersebut dapat meningkatkan daya saing produk UMK. Diungkapkan, hingga Agustus 2014, bank bjb menyalurkan KCR senilai Rp 330,6 miliar. Nilai outstanding-nya sebesar Rp 167,5 miliar. “Penyerapannya oleh 10.372 debitur,” ucapnya.
 
Pemanfaatan KCR, terang Anton, tidak hanya berefek positif pada peningkatan produk pelaku UMKM, tetapi juga berefek pada tenaga kerja. Menurutnya, melalui KCR, yang dominasinya oleh sektor perdagangan yaitu 79 persen, penyerapan tenaga kerja mencapai 23.245 orang.
 
Anton berpendapat, pada masa mendatang, penyaluran KCR, sebaiknya, fokus pada sektor-sektor produktif seperti pertanian, perkebunan, kehutanan. Hal itu, jelasnya, membuat penyerapan KCR, yang tingkat suku bunganya 6 persen efektif per tahun.
 
Sementara itu, David  Kurniawan, Divisi Mikro bank bjb, menegaskan, pihaknya punya komitmen kuat untuk menyalurkan kredit. Namun, kata dia, komitmen itu tidak hanya oleh pihak perbankan, utamanya, bank bjb, tetapi juga calon debitur, yaitu dalam hal pengembaliannya.
 
“Bagi kami, kuncinya, saat pembuatan proposal pengajuan kredit dan pelaporan, debitur melaporkan apa adanya, Kami siap membantu sebaik-baiknya,” tutupnya. (ADR)

Related posts