JABARTODAY.COM – BANDUNG — Agenda ASEAN Economic Community (AEC) memang sudah bergulir. Seiring dengan hal itu, persaingan dan kompetisi dunia usaha serta industri pun kian ketat. Namun, khusus bidang jasa keuangan, termasuk perbankan, pentas AEC bergulir 2020.
Walau masih sekitar 3 tahun, agar tetap berdaya saing dan tidak tergusur oleh perbankan asing, tentunya, perbankan domestik harus benar-benar memiliki kesiapan luar biasa. Begitu pula dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD). “Sebenarnya, BPD memiliki potensi besar. Namun, harus selalu inovatif dan berkreasi dalam menghasilkan produk-produk yang dapat diterima publik,” tandas Direktur PT Bank Pembangunan Daerah Jabar-Banten Tbk alias bank bjb, Ahmad Irfan, usai meraih gelar Doktor Universitas Padjadjaran belum lama ini.
Menurutnya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan BPD dalam menyikapi kian ketatnya persaingan seiring untuk menyikapi AEC bidang keuangan dan perbankan pada 2020. Ahmad Irfan mengatakan, sebebarnya, pihaknya mengembangkan skema tersebut sejak beberapa tahun terakhir. Antara lain, sebutnya, strategi yang tepat, pemerkuatan sumber daya manusia (SDM) berkualitas, produk inovatif, termasuk pengembangan infrastruktur, yaitu yang berkenaan dengan teknologi informasi (TI).
Ahmad Irfan berkeyakinan jika pengaplikasian apa yang diterapkannya itu berlangsung secara penuh komitmen, BPD-BPD di tanah air dapat lebih berkembang dan berdaya saing. Jika itu terjadi, sambungnya, tidak tertutup kemungkinan, BPD yang tersebar di semua daerah, mestinya menjadi kekuatan membangun perbankan yang kuat secara modal, jaringan, dan inovasi.
Langkah lain yang dapat menjawab tantangan AEC jasa keuangan dan perbankan 2020, imbuh Ahmad Irfan, seluruh BPD melakukan sinergi dan kerja sama permanen. Artinya, jelas dia, perlu adanya holding yang menyatukan seluruh BPD, yang regulatornya Kementerian Dalam Negeri, dalam satu lembaga atau perusahaan. “Kalau mau bersaing di kancah Asia, BPD harus bersatu dalam perusahaan holding. Kami siap,” pungkas Ahmad Irfan. (win)