Dalam mengembangkan bisnis, faktor permodalan menjadi salah satu unsur penting bagi dunia usaha dan industri. Bagi Bank OCBC NISP, hal tersebut menjadi sebuah peluang pasar untuk meningkatkan penyaluran pembiayaan (loans), yang dalam dunia perbankan, merupakan unsur penting dalam mendongkrak kinerja dan performanya.
“Tahun ini, kami memang sedikit menginjak rem dalam hal landing (penyaluran kredit), termasuk, consumer loans. Itu berkenaan dengan perkembangan situasi di Indonesia,” ujar Suwandi Candra, Commercial Bussiness Head Bank OCBC NISP Metro Bandung, Kamis (4/9/2014).
Candra, sapaan akrabnya, meneruskan, idealnya, kondisi perekonomian pasca agenda politik lima tahunan itu positif. Namun, kata dia, saat ini, hampir seluruh lembaga perbankan melakukan sikap wait and see pasca hasil Pemilihan Presiden 2014.
Meski sedikit menginjak laju pertumbuhan penyaluran kredit, Candra menyatakan, hingga akhir tahun ini, pihaknya tetap mencanangkan kenaikan. Besarnya, ujar dia, sebesar 15 persen. Angka itu, sambung dia, sedikit melambat jika perbandingannya dengan pertumbuhan tahun lalu, yang besarnya mencapai 20 persen.
Berbeda dengan funding, ungkapnya, tahun ini, pihaknya mencanangkan pertumbuhan yang lebih besar daripada kredit. Sejauh ini, ujarnya, khusus funding, terdiri atas deposito, tabungan, dan giro. “Tapi, kami lebih mengarah pada tabungan dan giro,” ungkap dia, seraya menyebut nilai dana pihak ketiga (DPK) di wilayah kerjanya senilai Rp 2 triliun.
Khusus consumer loans, sahut dia, pihaknya fokus pada kredit modal kerja dan investasi. Sampai paruh pertama tahun ini, sebut Candra, pihaknya menyalurkan kredit senilai Rp 3,5 triliun. Nasabahnya adalah korporasi-korporasi. “Mayoritas, atau sekitar 60 persen, adalah yang bergerak dalam bidang pertekstilan, termasuk industri pendukungnya, seperti chemical, packaging, dan sebagainya,” seru Candra.
Menurutnya, potensi dan peluang pasar kredit konsumer di wilayah kerjanya, masih terbuka. Pasalnya, jelas dia, beberapa kebijakan pusat mengarahkan adanya relokasi industri ke wilayah Jabar. Karenanya, tegas Candra, ini menjadi sebuah peluang dan potensi yang terbuka bagi Bank OCBC NISP untuk meningkatkan kinerja penyaluran kreditnya.
Selain korporasi, tambahnya, pihaknya pun membidik sektor pariwisata dalam meningkatkan penyaluran consumer loans. Akan tetapi, lanjut dia, pihaknya lebih fokus pada sektor yang mendukung kepariwisataan, misalnya, perhotelan, restoran, dan sebagainya.
Berkenaan dengan Non-Performing Loans (NPL) atau kredit bermasalah, Candra menegaskan, khusus consumer loans, kondisinya tetap terjaga. “Angka NPL sangat kecil, yaitu tidak melebihi 1 persen. Kami dapat mencapainya karena melakukan berbagai hal. Misalnya, screening internal, mengumpulkan informasi mengenai calon debitur, dan sebagainya,” tutup Candra. (ADR)