Bank BTN Catat Pertumbuhan yang Signifikan

istimewa

JABARTODAY.COM – JAKARTA Federasi Serikat Pekerja Badan Usaha Milik Negara Bersatu terhadap sejumlah pihak yang melakukan kampanye hitam terhadap kinerja Bank Tabungan Negara. Padahal, dari data yang dimiliki oleh FSP BUMN Bersatu bank tersebut telah melakukan sejumlah capaian memuaskan.

“Sangat miris dan kecewa kalau ada sejumlah pihak yang mencoba coba melakukan kampanye hitam terhadap kinerja Bank BTN dengan data-data yang tidak tepat,” ujar Ketua Umum FSP BUMN Bersatu Arief Poyuono, dalam siaran pers yang diterima wartawan, Rabu (14/3).

Arief menyebut, tudingan miring itu tidak beralasan dan jauh dari kenyataan, karena lembaga perbankan tersebut telah melaksanakan Trisakti dan Nawacita Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik, yang direalisasikan dengan mendukung penuh kepemilikan hunian bagi masyarakat menengah dan bawah, baik hunian yang berupa rumah susun maupun rumah bersubsidi.

“Buktinya, Bank BTN berhasil mencatatkan kenaikan penyaluran kredit sebesar 18,34 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp 138,95 triliun pada akhir 2015 menjadi Rp 164,44 triliun di Desember 2016,” terangnya.

Dengan posisi pertumbuhan itu, lanjut Arief, membuat Bank BTN berada di atas rata-rata industri sejenisnya. Dimana berdasarkan analisis Bank Indonesia terkait Analisis Uang Beredar M2 menyatakan kredit perbankan nasional hanya naik 7,8 persen (y-o-y) pada Desember 2016.

Arief mengklaim, kredit di sektor perumahan untuk masyarakat kelas menengah dan bawah justru menjadi penyokong utama kenaikan pinjaman di BTN. Artinya pemberian kredit pemilikan rumah (KPR) di Bank BTN dinilai masyarakat sebagai yang paling mudah dan efisien untuk memiliki hunian bagi masyarkat.

Kredit yang menempati 89,97 persen porsi pinjaman di BTN ini naik 18,43 persen dari tahun ke tahun, yaitu dari Rp 124,92 triliun di akhir 2015 menjadi Rp 147,94 triliun di periode yang sama tahun lalu. Kemudian, pertumbuhan terbesar di segmen ini berasal dari KPR subsidi yang naik 30,57 persen dari tahun ke tahun, yaitu dari Rp 43,52 triliun pada akhir Desember 2015 menjadi Rp 56,83 triliun di Desember 2016.

“Ini bukti nyata kalau manajemen Bank BTN berhasil merealisasikan visi besar Trisakti-Nawacita Presiden Joko Widodo,” tegas Arief.

Apalagi, pembiayaan KPR BTN yang diperuntukkan bagi masyarakat menengah dan bawah telah memberikan dampak yang besar juga terhadap pertumbuhan ekonomi pada sektor lainnya, terutama industri usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang produk-produknya diperlukan untuk pembangunan hunian, serta barang pengisi rumah, seperti mebel, batako, pasir, kusen, hingga kayu.

“Jika mau jujur tahun 2015 dan 2016 merupakan tahun yang lesu bagi sektor properti, tetapi Bank BTN dengan strategi yang jitu mendukung pendanaan pembangunan hunian murah bagi masyarakat membuat sektor properti bangkit kembali,” cetusnya.

Sejumlah anggota FSP BUMN Bersatu juga telah merasakan keuntungan dari KPR yang dikeluarkan Bank BTN. Maka itu, pihaknya mempertanyakan motif pihak-pihak yang getol menghembuskan kampanye hitam kepada BUMN. (vil)

Related posts