Gerak Jabar dan PPNKRI Ingatkan Bahaya Laten Komunis

 

Kegiatan Apel dan Orasi Kebangsaan oleh massa Gerak Jabar dan PPNKRI ( foto: dok.panitia)

JABARTODAY.COM,KOTA BANDUNG – – Sejumlah massa dari berbagai elemen ormas Islam maupun nasionalis, paguron, jawara,  komunitas dakwah dan yang lainnya menghadiri acara Apel dan Orasi Kebangsaan di Lapangan Batununggal Kota Bandung, Sabtu (24/9/2022). Kegiatan ini merupakan hajatan bersama antara Gerakan Rakyat Anti Komunis (Gerak) dan Paguyuban Pengawal NKRI (PPNKRI).

 

 

Dalam sambutannya Ketua Gerak Jabar, Ustadz Roinul Balad menyampaikan bahwa hingga saat ini paham komunisme masih menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia. Ia mengingatkan khususnya bagi generasi muda bahwa setidaknya  dua kali kaum komunis telah melakukan pemberontakkan kudeta berdarah  yakni pemberontakan Madiun 1948 dan G30S-PKI 1965 di Jakarta.

 

 

“Sejarah mencatat PKI perencana, dalang sekaligus pelaksana, percobaan kudeta tersebut namun karen kasih sayang Allah Subhanahu Wa Ta’ala kekuasaan tidak. bisa mereka rebut,”paparnya.

 

 

Ustadz Roin mengingatkan bahwa meski waktu telah berlalu lebih dari 50 tahun namun bukan berarti paham komunis dan para penganutnya telah mati. Sebab, sambungnya, belajar dari pengalaman kaum komunis akan bangkit Kembali jika situasi telah mereka kuasai.

 

 

Ia juga Kembali mengingatkan akan  puisi keji yang dibuat oleh PKI dimana puasi tersebut berbunyi Pondok bobrok langgar bubar santri mati.

 

 

“Marilah kita menyelami sebuah slogan pahit yang membahana di Madiun pada 1948. Slogan itu memang sengaja dibuat dengan memakai konsep rima dalam puisi sehingga menarik dan mudah diingat oleh masyarakat,”ujarnya.

 

Ketua Gerak Jabar Ust.Roin saat memberikan orasi ( foto: dok.panitia)

Namun, sambungnya, yang membuat kita semua bergidik slogan itu merupakan puisi teror yang yang dibuat untuk menghancurkan ummat Islam dan seluruh pimpinan kelompok Islam pada saat itu. Betapa slogan ini  berkumandang dari seluruh anggota sipil PKI. Pada saat itu tokoh PKI yakni Muso dan tentara Muso yang bernama Front Demokrasi Rakyat atau FDR. Perlu diketahui bahwa FDR ini memiliki Sekjen DN Aidit.

 

 

“Melalui slogan berima itu PKI membuat bobrok bangunan pondok pesantren langgar dibubarkan dan santri dibantai di luar ukuran kemanusiaan, kyai dan santri disembelih secara massal. Pertanyaannya apakah kita akan bersama mahluk seperti apa yang membuat slogan beraroma keji itu,”paparnya.

 

Dirinya juga mengajak semua elemen masyarakat yang cinta NKRI untuk menjaga persatuan dengan sesama gerakan Islam jangan sampai mau diadu domba dan saling mempercayai gerakan islam maupun dengan ormas nasionalis

 

 

Tak lupa ia pun mengingatkan kepada TNI dan Polri sebagai garda dalam mengawal NKRI untuk bersama-sama dengan rakyat dalam membentengi dan menjaga NKRI dari bahaya paham komunis.

 

 

“Gerak sendiri tidak berafiliasi dengan partai politik manapun namun siap bersinergi dan berkoordinasi dengan semua pihak dengan catatan mempunyai visi dan misi yang sama yaitu mengawal keutuhan NKRI dari rongrongan paham komunis khususnya pihak-pihak yang ingin menghidupkan kembali Partai Komunis Indonesia (PKI) yang sudah dilarang di Indonesia melalui TAP MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 tentang Larangan Ajaran Komunisme/Marxisme,”pungkasnya.

 

 

Sementara itu Ustadz Mochamad Budiman selaku Ketua PPNKRI dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa ia sangat mengapresiasi terselenggaranya kegiatan apel kebangsaan ini.

 

 

Ustadz Budimna pun turut mengingatkan bahwa bangsa ini akan sejarah dan sejarah bangsa ini bukan hanya sejarah tentang kegemilangan atau kejayaan saja tetapi juga ada sejarah kelam yang harus diingat oleh bangsa Indonesia khususnya para generasi muda.

 

 

“Dimana salah satu sejarah kelam tersebut yakni kaum komunis nyaris berkuasa dengan memakan korban yang cukup banyak dari elemen masyarakat, ulama, TNI dan para santri,”ungkapnya.

Ust.Budiman selaku Ketua PPNKRI saat memberikan orasi (foto: dok.panitia)

 

Karenanya, sambungnya, dengan adanya apel ini kita berharap bangsa ini khususnya generasi muda diingatkan kembali dan  tetap waspada agar kebangkitan kaum komunis dengan berbagai cara dapat diantisipasi.

 

 

“Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh peserta yang hadir yang mewakili ormas, komunitas, lembaga ini yang hadir dalam kegiatan apel dan orasi kebangsaan ini,”imbuhnya.

 

 

 

Dalam kesempatan yang sama H. Edwin Senjaya selaku pembina kegiatan Apel dan Orasi Kebangsaan  mengungkapkan bahwa gerakan atau paham ideologi komunis di Indonesia saat ini mulai terlihat baik melalui gerakan radikalisme, media sosial dan lainnya. Untuk itu, masyarakat diharapkan dapat mengkokohkan kepercayaan kepada Pancasila.

 

“Tanpa adanya semangat nasionalisme dan bela negara, keutuhan NKRI dapat terancam dan terkikis,” ungkap H. Edwin

 

Menurutnya, kegiatan ini dalam rangka menumbuhkan cinta Tanah Air dan mewaspadai tumbuhnya paham komunisme ditengah masyarakat.

 

“PKI-nya sudah dilarang, paham komunisnya sudah dilarang, tapi bisa saja berubah menjadi bentuk baru dan masuk ke elemen masyarakat, institusi di negeri ini. Maka itu, dengan apa yang kami lakukan bisa mengingatkan masyarakat untuk waspada dengan bahayanya paham komunisme,” ujar H. Edwin yang juga Ketua Bandung Fighting Club (BFC) ini.

 

 

Yang utama dalam menangkal paham komunisme, diutarakan Edwin, adalah memerkuat persatuan antar anak bangsa apapun agama, suku maupun budayanya.

 

 

Selain itu, sambung dia, mensejahterakan rakyat menjadi kunci dalam membendung paham komunis.

 

H.Edwin Senjaya saat memberikan orasi ( foto: dok.panitia)

“Karena kalau belum sejahtera, masyarakat mudah dimasukin paham maupun ideologi apapun yang bisa mencelakakan. Apalagi kita tahu sekarang kondisi masyarakat sedang tidak baik-baik saja,” ucap Edwin yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Bandung ini.

 

 

Edwin mengajak seluruh elemen masyarakat bersama-sama dengan Gerak Jabar untuk melawan paham-paham yang mengancam dan membahayakan Negara Kesatuan Republik Indonesia, termasuk terorisme dan separatisme.

 

 

“Saya mengimbau masyarakat Kota Bandung pada khususnya untuk bersatu, panceg dina galur, akur jeung dulur, silih asah, silih asih, silih asuh, silih wangikeun,” tukasnya.

 

Peserta melakukan aksi Pencak Silat ( foto: dok.panitia)

Kegiatan Apel dan Orasi Kebangsaan ini dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang diikuti seluruh peserta. Selain itu juga digelar atraksi pencak silat, bela diri dan seni ketapel. [ ]

 

Related posts