
JABARTODAY.COM, BANDUNG – – Rencana Federasi Senam Israel untuk mengirimkan sepuluh atlet senam mereka ke Kejuaraan Senam Artistik Dunia (World Artistic Gymnastics Championships 2025) yang akan digelar di Jakarta pada 19-25 Oktober mendatang menuai protes keras. Aliansi Bela Palestina Boikot Israel (ABABIL) secara tegas menolak kehadiran kontingen Israel dan mengancam akan menghadang jika pemerintah tetap memberikan izin.
Di antara atlet yang dilaporkan akan datang adalah Artem Dolgopyat, pesenam berusia 31 tahun yang meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 dan medali perak pada Olimpiade Paris 2024. Atlet berprestasi ini dinilai menjadi representasi wajah Israel di mata dunia olahraga internasional.
Melukai Hati Nurani di Tengah Genosida
Merespons rencana tersebut, Ketua Presidium ABABIL, Dani M. Ramdan, menyampaikan penolakan tegas dengan beberapa argumentasi. Menurutnya, kedatangan atlet Israel sangat tidak pantas di tengah situasi tragis yang menimpa rakyat Palestina.
“Kedatangan atlet Israel tersebut jelas melukai perasaan orang yang memiliki hati nurani, karena ditengah situasi genosida dan starving (Pelaparan) atau blokade yang dilakukan oleh Israel terhadap Gaza-Palestina sangatlah tidak elok, jika kita kemudian malah memberikan ijin bagi negara Israel untuk diikut sertakan dalam ajang olahraga tersebut,” ungkap Dani M. Ramdan.
Pernyataan ini menggarisbawahi kontras yang sangat mencolok antara penyelenggaraan event olahraga bergengsi dengan kondisi kemanusiaan yang dialami warga Gaza yang terus mengalami krisis pangan dan kekerasan berkepanjangan.
Risiko Normalisasi Hubungan Diplomatik
Dani juga mengingatkan bahwa Indonesia secara resmi tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Oleh karena itu, membiarkan atlet Israel masuk ke Indonesia dapat menimbulkan persepsi yang keliru di mata internasional.
Menurutnya, kehadiran atlet Israel dapat dijadikan sebagai momentum bagi kedua negara untuk membuka hubungan lebih lanjut ke arah normalisasi. Hal ini dinilai akan menjadi preseden buruk bagi Indonesia yang selama ini konsisten mendukung kemerdekaan Palestina dan menolak keberadaan rezim Israel.
“Negara Indonesia jelas tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel oleh karenanya jika kemudian kita membiarkan atlet Israel masuk maka dapat dijadikan sebuah opini yang miring atau menjadi momentum bagi ke dua negara untuk membuka hubungan lebih lanjut ke arah normalisasi dan ini akan menjadi preseden buruk bagi Indonesia,” sambung Dani.
Bertentangan dengan Konstitusi
ABABIL juga mendasarkan penolakannya pada aspek konstitusional. Menurut organisasi ini, secara konstitusi Indonesia jelas menolak terhadap segala bentuk penjajahan sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Pembukaan UUD 1945 secara eksplisit menyatakan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Dengan dasar konstitusional ini, ABABIL berargumen bahwa memberikan izin kepada representasi negara yang melakukan penjajahan terhadap Palestina bertentangan dengan nilai-nilai dasar negara Indonesia.
“Oleh karenanya kami dari ABABIL menolak dengan keras kedatangan atlit Israel tersebut. Kami juga meminta kepada pemerintah dan para stakeholder untuk tidak mengizinkan atlet Israel tersebut masuk ke negara kita dan mengikuti kegiatan ajang World Artistic Gymnastics Championships 2025,” tegasnya.
Siap Lakukan Aksi Lapangan
ABABIL tidak hanya menyampaikan penolakan secara formal, tetapi juga menyatakan kesiapan untuk melakukan aksi langsung jika aspirasi mereka diabaikan. Organisasi ini meminta kepada pihak penyelenggara untuk membatalkan keikutsertaan peserta dari Israel.
“Jika aspirasi kami ini tidak didengarkan oleh semua pihak terkait, maka kami siap untuk menghadang atlet Israel tersebut masuk ke negara Indonesia tercinta, karena haram bagi kami negri ini dimasuki oleh manusia yang tidak memiliki hati nurani, Negara penjajah yang melakukan genosida dan rasis,” imbuhnya.
Ancaman ini menunjukkan keseriusan ABABIL dalam menyikapi isu ini. Organisasi tersebut juga memberikan peringatan bahwa jika panitia dan pemerintah tetap memberikan akses kepada atlet Israel untuk ikut serta dalam ajang tersebut, maka ABABIL tidak bertanggung jawab jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Pernyataan ini dapat diinterpretasikan sebagai peringatan akan kemungkinan terjadinya demonstrasi atau aksi protes yang lebih masif jika rencana keikutsertaan atlet Israel tetap dilanjutkan.
Profil Artem Dolgopyat
Artem Dolgopyat yang menjadi sorotan utama adalah atlet senam berusia 31 tahun dengan prestasi gemilang di kancah internasional. Ia meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020 dan melanjutkan kesuksesannya dengan meraih medali perak pada Olimpiade Paris 2024.
Prestasi yang mentereng tersebut menjadikan Dolgopyat sebagai salah satu wajah olahraga Israel yang paling dikenal di panggung internasional. Namun, di balik prestasinya, atlet ini juga dikenal sebagai sosok yang setia kepada ideologi zionis.
Dilansir dari laman Ynetnews.com, Dolgopyat pernah menegaskan dukungannya terhadap Israel saat menjawab pertanyaan dari jurnalis seputar tanggapannya tentang citra Israel di media sosial. Sikap politisnya ini menambah kontroversi seputar rencananya untuk berlaga di Jakarta.[ ]