
JABARTODAY.COM – Tokoh senior dari Minangkabau sekaligus Ahli Antropologi Politik, Dr. Saafroedin Bahar mengingatkan agar warga bangsa Indonesia betul-betul memperhatikan dan menghindari-diri dari mempermainkan perkataan dan sikap-sikap yang dianggap sensitif. Hal ini disampaikan Saafroedin menyusul meningkatnya sentimen ras, agama dan antar golongan.
“Jika kita sungguh-sungguh menganut, mengakui, dan menghormati asas dan doktrin Bhinneka Tunggal Ika yang bertumpu pada kemajemukan masyarakat, maka kita juga harus belajar tentang kepekaan, sistem nilai, dan struktur sosial masyarakat dimana kita tinggal,” jelas Saafroedin Bahar yang juga seorang antropolog politik itu.
Saafrodin menegaskan pentingnya sikap untuk menahan diri dan tidak mudah mengkritik orang lain dengan menyentuh hal-hal yang peka, sistem nilai yang dianut masyarakat, serta keniscayaan kita untuk berpedoman pada pepatah lama, “dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung”.

Hal lain yang juga diingatkan adalah soal pentingnya membangun dan mengoperasikan prosedur tetap untuk mencegah, menangkal dan menanggulangi secara cepat, tepat, mendasar, dan tuntas. “Selama ini pendekatan seperti itu kurang terlihat dalam penanggulangan berbagai konflik sosial akhir-akhir ini,”tegasnya (far)