
JABARTODAY.COM – BANDUNG — Terjadinya berbagai situasi makro dan global selama 2018, memberi dampak besar bagi perekonomian nasional, termasuk Jabar. Sektor industri pun tidak luput dari dampak global.
“Selama 2018, industri Jabar tidak menunjukkan suatu yang luar biasa. Kalaupun ada pertumbuhan, cenderung stagnan. Persentase pertumbuhannya pun sekitar 5 persen,” tandas Ketua Badan Pengurus Provinsi (BPP) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jabar, Dedy Widjaja, Selasa (18/12).
Dedy mengemukakan, di antara beragam sektor jasa konstruksi yang mencatat performa yang cukup positif. Itu karena, jelasnya, berlangsungnya proyek-proyek infrastruktur.
Menurutnya, hingga kini, proyek-proyek infrastruktur itu belum terasa dampaknya bagi perekonomian secara signifikan. Pasalnya, terang Dedy, proyek-proyek infrastruktur itu belum 100 persen tuntas. Dedy yakin bawa jika proyek-proyek infrastruktur tuntas, perekonomian kembali menggeliat.
Dedy berpendapat, jika proyek-proyek infrastruktur tuntas, dapat memicu pergerakan ekonomi. Arus perpindahan orang, barang, dan logistik lainnya, kata Dedy, kian lancar sehingga perputaran roda ekonomi menjadi lebih cepat.
Selain jasa konstruksi, ucapnya, agro industri pun cukup positif selama 2018. Akan tetapi, sahut dia, secara over all, pertumbuhan agro industri maksimal 10 persen. “Fluktuasinya harga Crude Palm Oil (CPO) dunia berpengaruh pada agro industri,” tutup Dedy. (win)