Rupiah Melemah, Suku Bunga Naik. Ini Kata Apindo Soal Usaha Mikro

Ketua DPP Apindo Jabar, Dedy Widjaja. (,jabartoday.com/ISTIMEWA)

JABARTODAY.COM – BANDUNG — Kondisi dan perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih belum stabil. Bahkan, hati ini, Selasa (3/7), rupiah sempat terdepresiasi hingga mendekati angka Rp 15.000 per dolar AS, yaitu Rp 14.420 per dolar AS.

Tentunya kondisi ini dapat berpengaruh pada perekonomian nasional, tidak terkecuali Jabar. “Kondisi rupiah ibarat dua mata pisau. Bagi eksportir, tentunya, hal ini menguntungkan. Itu karena eksportir menerima pembayaran dalam bentuk dolar AS. Tapi, bagi pengusaha non-ekspor, semisal importir, ini merupakan kondisi yang kurang menguntungkan,” tandas Ketua Dewan Pengurus Provinsi (DPP) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jabar, Dedy Widjaja, Selasa (3/7).

Dedy mengatakan, upaya pemerintah pun untuk mengendalikan nilai tukar rupiah terus bergulir. Satu di antaranya, kata Dedy, melalui putusan Bank Indonesia (BI) melakukan penyesuaian suku bunga acuan.

Dijelaskan, sangat mungkin, lembaga-lembaga perbankan menaikkan tingkat suku bunga kredit. Menurutnya, bagi pelaku usaha lokal, utamanya mikro, peningkatan suku bunga kredit dapat memberatkan.

Karenanya, saran Dedy, perlu adanya upaya-upaya lain, khususnya, bagi sektor mikro, agar dapat bertahan. Misalnya, kata dia, memberi insentif, kemudahan perizinan. “Gratisan perizinannya (usaha mikro) agar kondisi mereka tidak semakin berat,” usul Dedy.  (win)

Related posts