PT Garuda Indonesia Derita Kerugian Rp 2,9 Triliun

 PT Garuda Indonesia Derita Kerugian Rp 2,9 Triliun

JABARTODAY.COM – PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) pada periode kuartal III-2017 berhasil membukukan laba. Namun, jika dilihat dari awal tahun, BUMN maskapai ini masih menderita kerugian.

Sepanjang Juli hingga September 2017, GIAA berhasil mengantongi laba bersih sebesar US$ 61,9 juta atau setara Rp 835,65 miliar (kurs Rp 13.500). Namun jika dilihat dari awal tahun perseroan masih menderita rugi bersih sebesar US$ 222 juta atau sebesar Rp 2,9 triliun

Kerugian bersih tersebut meningkat 404,5% jika dibandingkan dengan kerugian di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 44 juta.

Kendati begitu, jumlah pendapatan usaha GIAA meningkat 8,6% dari US$ 2,86 miliar menjadi US$ 3,1 miliar. Sayangnya jumlah beban usaha naik dari US$ 2,86 miliar menjadi US$ 3,23 miliar.

Kendati begitu, manajemen masih optimistis kinerja perseroan berangsur pulih. Terbukti dari periode kuartal III tahun ini yang bisa mengantongi laba.

“Berbagai upaya yang dilakukan Perusahaan mulai menunjukkan hasil yang signifikan. Hal ini terlihat dari pertumbuhan positif yang dicapai, terutama pada kinerja rute internasional, tingkat utilisasi pesawat, dan kontribusi pendapatan dari platform e-commerce,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N. Mansury dalam keterangan tertulis, Rabu (25/10/2017).

Sepanjang 9 bulan tahun ini, telah mengangkut sebanyak 3,7 juta penumpang internasional atau naik 12,8% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 3,3 juta penumpang. Adapun penumpang kilometer diangkut (Revenue Passenger Kilometers/RPK) meningkat sebesar 15,5 persen.

Pertumbuhan tersebut juga ditopang oleh adanya peningkatan yang signifikan pada kontribusi pendapatan dari platform digital Perusahaan sebesar US$ 450,6 juta atau naik 7,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Garuda Indonesia juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan kargo sebesar 9,6% menjadi US$ 170,8 juta.

Garuda Indonesia juga membukukan kenaikan pada jumlah penumpang diangkut oleh anak usaha di segmen LCC, Citilink, yaitu dari 8,2 juta penumpang pada menjadi 9 juta penumpang.(JIM/dbs)

Related posts