PAN Nilai PLN Tak Becus Atasi Krisis Listrik di Sumatera Utara

5☑ SAID DJAMALUL ABIDINJABARTODAY.COM- Krisis listrik yang terjadi di Sumatera Utara  kondisinya dari hari ke hari semakin parah. Aktifitas masyarakat Sumatera Utara sangat terganggu dengan listrik yang terus-menerus mati hidup tiada menentu. Kondisi tersebut dinilai telah merugikan masyarakat setempat dan berpotensi mengancam pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara dan sekitarnya.

Pandangan tersebut disampaikan Wakil Sekjend DPP Partai Amanat Nasional (PAN)  Said  Djamalul Abidin di Jakarta, Kamis (26/9) menanggapi ketidakbecusan PLN dalam menyediakan pasokan listrik untuk masyarakat Sumatera Utara. Ia menambahkan, seharusnya PLN selaku pemegang monopoli bisnis listrik satu-satunya di Indonesia, sejak awal sudah membuat perencanaan yang baik berapa besar kebutuhan pasokan listrik di Sumatera Utara.

“PLN kalau urusan diminta menaikkan tarif dasar listrik, mereka cepat dan cermat sekali, namun giliran PLN diminta melaksanakan kewajibannya untuk menyediakan listrik bagi masyarakat kok tidak bisa, ini kan aneh, ada apa gerangan?” tegas Said Djamal dengan nada lantang.

Menurut Said Djamal yang juga Caleg DPR RI  Dapil I Sumatera Utara itu menambahkan, kondisi pemadaman listrik yang tidak menentu ini sesungguhnya telah menjadi masalah yang sangat klasik di Sumatera Utara. Namun, tambah pria yang dikenal ramah ini, masalah listrik tersebut tidak pernah mendapatkan perhatian serius dari PLN dan pemerintah.

“Tujuh tahun yang lalu hal seperti ini sudah pernah terjadi akibat rusaknya mesin-mesin pembangkit listrik di Belawan. PLN mestinya mampu mengantisipasi hal seperti ini, jangan sampai masalahnya makin rumit seperti sekarang. Yang jadi korban tetap masyarakat secara keseluruhan,” jelasnya.

Namun demikian Said Djamal menyadari bahwa untuk mengatasi masalah minimnya pasokan listrik di Sumatera Utara itu perlu mendapatkan perhatian pemerintah maupun DPR. Menurutnya,  keduanya harus bekerja sama mencari jalan keluar yang baik untuk menyelesaikan masalah kebutuhan dasar listrik bagi masyarakat. ” Sumatera Utara itu kota besar ketiga di Indonesia, kalau urusan listrik yang elementer ini saja tidak mampu, malu kita pada dunia,” kilahnya.

Padahal Sumatera Utara itu, lanjut Said Djamal, memiliki potensi politik yang luar biasa besar yakni 30 orang anggota parlemen di DPR RI, dan empat orang senator di DPD RI. “Mestinya mereka bisa menekan pemerintah dan PLN untuk duduk bersama mencari solusi cepat dan tepat untuk menyelesaikan kasus krisis listrik di Sumatera Utara, mengapa hal ini tidak mereka lakukan,” ujar Said Djamal.

Kalau mereka mau duduk bersama membuat forum untuk mencari solusi, maka masalah krisis listrik di Sumatera Utara bisa segera teratasi. Misalnya dengan cara membuka pintu negosiasi dengan pihak PT Inalum yang menurut catatan Said Djamal memiliki kemampuan listrik  600 Megawatt.  “Kalau saja 20-25 persen yang mereka punya dialokasikan pada PLN,  maka sebagian masalah itu cukup teratasi. Tentu ini solusi jangka pendek, sedang untuk jangka panjang pemerintah, Dewan Energi Nasional, PLN  dan DPR membuat perencanaan yang baik untuk mengatasi krisis pasokan listrik tersebut,” jelasnya. [alf]

 

 

 

 

Related posts