JABARTODAY.COM – BANDUNG — Mencatat tren positif menjadi sebuah hal dan target yang senantiasa dicanangkan dunia usaha, tidak terkecuali sektor jasa keuangan, semisal perbankan. Tidak heran, apabila PT Bank Pembangunan Daerah Jabar-Banten Tbk alias bank bjb terus mengembangkan beragam cara dan inovasi guna menggenjot kinerja bisnisnya.
Hasilnya, mengakhiri triwulan III tahun ini, perbankan BUMD itu sukses menorehkan catatan pertumbuhan positif. “Alhamdulillah, kerja keras kami berbuah hasil positif,” tandas Vice President Corporate Secretary bank bjb, Hakim Putratama.
Tren perkembangan bisnis yang positif itu, salah satunya, terlihat pada gelontoran pembiayaan. Data dan laporan keuangan menunjukkan, hingga September 2017, secara total, penyaluran kredit bank bjb mencapai Rp 70,53 triliun. Nominal itu lebih tinggi 11,9 persen daripada pencapaian September 2016, yang angkanya Rp 63,03 triliun.
Tumbuhnya penyaluran kredit, jelas Hakim, karena 4 segmen pembiayaan perbankan yang berkantor pusat di Jalan Naripan Bandung itu pun, yaitu kredit konsumer, kredit mikro, kredit komersial, dan mortgage, bertumbuh positif.
Diutarakan, penyaluran tertinggi terdapat pada kredit konsumer. Hingga Septemher 2017, penyaluran kredit konsumer bertumbuh 9,2 persen lebih baik daripada realisasi September 2016, atau menjadi Rp 46,77 triliun. Sedangkan September tahun lalu, nominal kredit konsumer sebesar Rp 42,82 triliun.
Penyaluran tertinggi berikutnya, jelas Halim, yakni kredit komersial. Angka hingga triwulan III tahun ini, sahut Hakim, senilai Rp 14,03 triliun. Angka itu tumbuh 14,4 persen lebih baik daripada triwulan III tahun lalu, yang nilainya Rp 12,26 triliun.
Kredit mortgage pun, tambahnya, bertumbuh positif. Posisi akhir Septemher tahun ini, realisasi kredit tersebut sejumlah Rp 5,07 triliun. Jumlah itu tumbuh 13,5 persen melampaui pencapaian periode sama 2016 yaitu sebesar Rp 4,47 triliun.
Begitu pula dengan kredit mikro. Hingga akhir triwulan III 2017, total kucuran kredit mikro bank bjb bernilai Rp 4,65 triliun. Nominal itu lebih besar 34,5 persen daripada realisasi kredit mikro hingga akhir September tahun lalu, yaitu Rp 3,45 triliun. (win)