Kinerja Bisnis Astra Melambat

Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Prijono Sugiarto jabartoday.com/net
Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Prijono Sugiarto
jabartoday.com/net
JABARTODAY.COM – BANDUNG — Sepertinya, menghiri paruh tahun 2016, PT Astra International Tbk mengalami momen yang kurang baik. Pasalnya, secara keseluruhan, pada semester pertama 2016, kinerja bisnis industri raksasa itu mengalami perlambatan.

“Semester pertama tahun ini, pendapatan dan laba bersih kami turun jika perbandingannya dengan periode sama tahun lalu,” tandas Presiden Dirketur PT Astra International Tbk, Prijono Sugiarto, dalam keterangan resminya, Sabtu (30/7).

Prijono mengemukakan, semester I 2016, pihaknya mencatat pendapatan bersih senilai Rp 84,2 triliun. Jumlah itu 5 persen lebih rendah daripada paruh tahun lalu yang angkanya Rp 92,5 triliun. Laba bersih, sambungnya, pun mengalami hal sama. Hingga Juni 2016, sebutnya, pihaknya mencatat laba bersih Rp 7,11 triliun. Sedangkan periode sama 2015, lanjut dia, laba bersih sebesar Rp 8,05 triliun atau melambat 12 persen.

Prijono meneruskan, perlambatan kinerja itu terjadi pada beberapa lini bisnis. Antara lain, ucapnya, sektor jasa keuangan. Diungkapkan, secara total, laba bersih jasa keuangan grup PT Astra International Tbk, yaitu antara lain PT Federal International Finance (FIF), PT Toyota Astra Finance (TAF), PT bank Permata, dan beberapa lainnya, anjlok 40 persen atau menjadi Rp 1,3 triliun.

Memang, akunya, FIF dan TAF mencatat kenaikan laba bersih, masing-masing 22 persen atau menjadi Rp 811 miliar dan 8 persen alias menjadi Rp 155 miliar. Namun, tambahnya, kondisi itu tidak diimbangi kinerja PT Bank Permata, yang merugi sangat besar, yaitu mencapai Rp 836 miliar. “Kerugian itu berselisih Rp 1 miliar lebih rendah daripada laba bersih semester pertama tahun kalu, yang nilainya Rp 837 miliar,” tuturnya.

Kerugian PT Bank Permata itu, kata Prijono, sebagai efek naiknya Non-Performing Loans (NPL) alias kredit macet menjadi 4,6 persen. Padahal, akhir 2015, imbuhnya, PT Bank Permata mencatat NPL sebesar 2,7 persen.

Lini bisnis lain yang kinerjanya melambat, sahutnya, yaitu alat berat dan pertambangan. Laba bersih sektor ini, bebernya, pada semester pertama 2016 drop 45 persen atau menjadi Rp 1,1 triliun. “Pelemahan pun terjadi pada sektor Teknologi Informatika (TI), yang laba bersihnya senilai Rp 73 miliat alias turun 3 persen,” kata Prijono.

Ada pun sektor bisnis yang mencatat kenaikan kinerja, sambungnya yaitu otomotif. Pada sektor ini, Astra Group meraih laba bersih selama semester perdana 2016 senilai Rp 3,86 triliun. Angka itu, terangnya, lebih besar 13 persen daripada periode sama 2015, yaitu sebesar Rp 3,42 triliun.

Itu, jelasnya, ditopang oleh naiknya penjualan mobil, yang secara nasional, tumbuh 1 persen menjadi 522 ribu unit. Sedangkan penjualan mobil PT Astra Group, yaitu di antaranya PT Toyota Astra Motor (TAM), PT Astra Daihatsu Motor (ADM), dan PT Astra International Isuzu (AIS), bertumbuh. “Total penjualan mobil Astra Group hingga paruh tahun pertama 2016 mencapai 273 ribu unit atau naik 4 persen. Pun dengan penjualan sepeda motor oleh PT Astra Honda Motor (AHM) yang tumbuh 1 persen atau menjadi 2,2 juta unit,” paparnya.

Kenaikan laba bersih juga dicatat sektor agrobisnis, serunya, yaitu naik 78 persen atau menjadi Rp 631 miliar. “Sektor infrastruktur dan logistik pun naik 156 persen atau menjadi Rp 174 miliar,” pungkasnya. (ADR)

Related posts