2017, Hanya Agrobisnis yang Berpeluang Tumbuh

jabartoday.com/net
jabartoday.com/net
JABARTODAY.COM – BANDUNG — Berkembangnya berbagai situasi dan kondisi, baik di dalam maupun luar negeri, berimbas pada perekonomian nasional, termasuk Jabar. Perkiraannya, tahun depan, perekonomian maaih punya peluang bertumbuh meski masih melambat. Pun dengan sektor industri.
Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) Asosiasi Pengusaha Indonesia (apindo) Jabar, Dedy Widjaja, berpendapat, pertumbuhan ekonomi nasional masih dipengaruhi kondisi global, tidak terkecuali situasi di Amerika Serikat (AS). “Ada istilah, jika AS sakit, Indonesia pun batuk,” tandas Dedy, Rabu (7/12).
Tidak hanya efek luar negeri, lanjut Dedy, perkembangan situasi politik dalam negeri pun cukup berdampak pada roda perekonomian. Melihat hal itu, Dedy menilai ekonomi nasional, utamanya Jabar, khusus sektor industri, cenderung tumbuh melambat. Pihaknya bersyukur, lanjut Dedy, jika pertumbuhan industri pada 2017 sama dengan tahun ini. “Itu sudah positif,” kata Dedy.
Dedi berpandangan, di antara beragam sektor manufaktur, agrobisnis yang paling berpeluang mencatat pertumbuhan. Perkiraannya, sahut Dedy, 2017, industri agrobisnis berpeluang tumbuh 15 persen.
Peluang bertumbuhnya sektor agrobisnis bukan tanpa alasan. Menurutnya, itu karena pemenuhan kebutuhan agro bisnis di tanah air masih memiliki kebergantungan pada impor yang masih cukup besar.
Diutarakan, sejauh ini, terdapat beberapa komoditi masih impor. Antara lain, sebutnya, kacang kedelai, gandum, dan jagung. Impor terjadi, tukasnya, akibat beberapa hal. Yaitu, kapasitas produksi agrobisnis domestik belum mampu memenuhi kebutuhan.
Tidak itu saja, harga jual pun tergolong tinggi. “Impor tidak hanya untuk pemenuhan kebutuhan, tetapi juga sebagai upaya mengendalikan harga jual,” seru Dedy.
Lalu, bagaimana dengan sektor lain?  Dedy berpandangan, tahun depan, kemungkinannya masih cukup berat. “Adanya faktor global, utamanya perkembangan di AS, cukup berpengaruh,” tutup Dedy.   (win) 

Related posts