Rupiah Melemah, Ekspor Jabar pun Drop

jabartoday.com/net
jabartoday.com/net

JABARTODAY.COM – BANDUNG – –  Sejak beberapa bulan terakhir, rupiah mengalami depresiasi yang signifikan. Saat ini, rupiah melewati level Rp 14.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Hal itu berefek pada perekonomian global, termasuk Indonesia. Harga beragam komoditi meninggi yang imbasnya, sektor dunia usaha pun melemah. Daya beli masyarakat anjlok.

Kondisi itu pun berdampak pada pasar ekspor tatar Pasundan. Pasalnya, hingga Agustus 2015, ekspor Jabar drop 5,6 persen daripada periode sama 2014. Hingga Agustus 2015, total ekspor Jabar senilai 17,06 miliar dolar AS. Sementara periode sama 2014, angkanya 18,07 miliar dolar AS.

Kendati demikian, untuk Agustus 2015, Jabar berhasil mencatat kenaikan ekspor, yaitu tumbuh 18,09 persen daripada bulan sebelumnya. Pada Juli 2015, ekspor Jabar bernilai 1,88 miliar dolar AS. “Sedangkan pada Agustus 2015, tumbuh menjadi 2,22 miliar dolar AS. Pertumbuhan itu didorong oleh ekspor migas yang melejit 46,47 persen, yaitu semula 55,84 juta dolar AS menjadi 81,78 juta dolar AS. Selain itu, juga ditopang naiknya ekspor non-migas, yang sebelumnya 1,83 miliar menjadi 2,14 milyar dolar AS,” papar Kepala Bidang Statistik dan Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar,  Dody Gunawan Yusuf, belum lama ini.

Menurutnya, ekspor non-migas berkontribusi 97,21 persen terhadap total nilai ekspor 2015. Sisanya, lanjut Dody, yakni sebesar 2,79 persen, merupakan kontribusi ekspor migas. Dikatakan, titik terendah ekspor non-migas Jabar terjadi pada Juli 2015, yaitu 1,83 miliar dolar AS. Titik tertinggi ekspor Jabar, tambahnya, terjadi pada Oktober 2014. Saat itu, Jabar menorehkan nilai ekspor 2,36 miliar dolar AS. “Ekspor migas terendah Jabar, terjadi Maret 2015. Nilainya 48,49 juta dolar AS, dan yang tertinggi pada September 2014 sejumlah 103,51 juta dolar AS,” urainya.

Dody melanjutkan, ada beberapa negara yang menjadi pangsa pasar terbesar ekspor non-migas Jabar periode Agustus 2015 yaitu  AS, Jepang, dan Thailand. Ekspor ketiga negara itu, sebut dia, masing-masing 422,81 juta dolar AS, 249,10 juta dolar AS, dan 129,06  juta dolar AS.

Untuk ekspor non-migas ke negara tujuan utama, yang jumlahnya 13 negara, Dody meneruskan, periode Agustus 2015, nilainya bertambah. Pertumbuhannya, ungkap Dody, 17,57 persen lebih tinggi daripada Juli 2015. Kenaikan tertinggi adalah pasar Inggris dan Jepang, yaitu 33,19 persen serta 32,37 persen.  (ADR)

 

                             

Related posts