Selama Masa Pandemi Bisnis Properti Syariah Malah Naik 40 %

Ilustrasi foto: pixabay

JABARTODAY.COM,BANDUNG – – Dampak pandemi Covid-19 yang telah berlangsung mendekati dua tahun dapat dirasakan semua pihak. Dimana salah satunya dari sektor ekonomi dan pelaku bisnis baik kecil maupun besar terasa sangat luar biasa dampaknya.

 

 

Banyak sektor bisnis yang mengalami penurunan omzet maupun pertumbuhan . Termasuk salah satunya sektor bisnis properti. Menurut sebuah laporan pada 2020 sektor properti mencatatkan pertumbuhan minus, dan bahkan banyak sekali sekarang properti yang dijual dibawah harga pasar.

 

 

Data di lapangan juga memang memperlihatkan, banyak developer kesulitan untuk melakukan penjualan propertinya, dan bahkan beberapa pebisnis properti akhirnya tidak sedikit yang gulung tikar karena sangat kesulitan menjual propertinya di masa pandemi ini.

 

 

Namun hal ini berbanding terbalik dengan bisnis properti Syariah. Menurut Arief Sungkar selaku Ketua Asosiasi Developer Properti Syariah (ADPS) menyampaikan bahwa properti syariah selama masa pandemi ini justru mengalami kenaikan dan pertumbuhan yang signifikan.

 

 

“Ini yang luar biasanya, kalau kita melihat pasar properti secara umum tumbuhnya negatif. Tetapi kalau kita cek fakta dilapangan, banyak laporan dari anggota-anggota kami di berbagai daerah justru berhasil mencatatkan rekor penjualan yang bagus bahkan boleh dibilang fantastis,” ungkap Arief Sungkar di Bandung, Sabtu (23/10/2021).

 

 

Ia mencontohkan di Sulawesi Selatan ada proyek properti syariah yang berhasil sold out selama pandemi ini. Demikian juga yang di Samarinda, Bekasi dan daerah lain ada proyek properti syariah anggota ADPS yang berhasil mencatatkan penjualan yang sangat bagus.

 

 

Menurut Arief hal ini menarik minat beberapa developer konvensional yang masih jualan menggunakan bank yang akhirnya berminat untuk berkolaborasi dengan para developer properti syariah ini dan hasilnya luar biasa.

 

 

“Kalau kita hitung tahun 2019, proyek-proyek properti syariah dibawah asuhan asosiasi dan komunitas di DPS berjumlah sekira 500 proyek di seluruh Indonesia. Di tahun 2020 saat pandemi, jumlah project para Developer Property Syariah ini bukannya berkurang, malah bertumbuh sekitar 40%, naik menjadi sekitar 700 proyek. Bulan lalu kita hitung jumlah proyek para anggota dan member di DPS sudah mencapai angka 900 projek dan masih tumbuh lagi sekira 30% , padahal ini baru sampai di kuartal tiga 2021,” ungkap owner Royal Orchid Syariah ini.

 

 

Menurut Arief ada beberapa faktor penyebab properti syariah justru naik salah satunya yang sudah diprediksi bahwa 2020 keatas akan terjadi halal boom. Dimana banyak kaum muslimin yang saat ini paham dan sangat peduli dengan produk-produk halal dan sesuai syariah.

 

 

“Bahkan sekarang bermunculan produk halal yang dulu tidak terpikirkan, misalnya lemari es halal, kaos kaki halal, kerudung halal dan sebagainya. Ini menunjukkan pasar sudah bergerak dan bergeser menginginkan produk-produk yang halal saja termasuk di properti,” imbuhnya.

 

 

Imbasnya menurut Arief, banyak proyek perumahan saat ini didatangi konsumen kemudian menanyakan apa bisa beli properti nya tidak menggunakan bank?. Bisa tidak transaksinya sesuai syariah, tidak pakai riba, tidak ada denda, tidak ada sita. Ini fakta lapangan yang terjadi sekarang.

 

 

“Saat ini developer properti yang mengusung konsep syariah baru sedikit, belum sampai 1% dibandingkan dengan kue bisnis properti nasional sehingga para developer yang mengusung konsep properti syariah saat ini ibarat mendapatkan durian runtuh atas bergesernya market yang menginginkan pembelian rumahnya dengan skema yang halal sesuai syariah. Ini salah satu faktor yang membuat properti syariah tumbuh pesat justru di masa pandemi ini,” ungkap alumni ITB ini.

 

 

Meski di masa pandemi berdampak secara ekonomi terhadap masyarakat seperti terjadinya PHK massal dan daya beli turun, namun menurut Arief bahwa di setiap krisis selalu ada zero sum game. Artinya ada pihak yang sedang perekonomiannya turun terkena dampak pandemi, tapi di pihak lain ada juga perekonomiannya justru naik karena terkena dampak pandemi.

 

 

“Contohnya dibidang medis dengan segala turunannya, rekan-rekan yang bekerja dan berkecimpung di dunia medis saat ini mendapatkan efek pertumbuhan ekonomi yang luar biasa. Dibidang lain ternyata banyak juga masyarakat yang justru ekonomi dan bisnisnya tumbuh di masa pandemi ini. Mereka ini tetap melihat rumah sebagai kebutuhan primer untuk keluarganya juga untuk investasi, sehingga mereka tetap melakukan pembelian properti syariah selama pandemi ini,”jelasnya.

 

 

Menurut Arief, uniknya peminat di properti syariah sendiri tidak saja dari kalangan ekonomi atas  melainkan semua level masyarakat saat ini sudah mulai paham syariah dan market sudah bergeser ke arah market yang benar-benar menginginkan produk-produk yang halal.

 

 

“Jadi tidak terbatas dari level ekonominya, ekonomi atas, menengah dan bawah pun sangat berminat untuk memiliki properti dengan skema yang sesuai syariah.  Alhamdulillaah para member kami di DPS memiliki produk yang bisa memenuhi kebutuhan ini. Di property syariah, para member kami juga membangun dan menyediakan perumahan dengan harga bisa terjangkau untuk kalangan bawah, perumahan menengah, ataupun perumahan dengan harga yang premium pun ada,” imbuhnya.

 

 

Ditengah kekawatiran banyak pihak dimana pandemi yang tidak bisa diprediksi kapan berakhirnya yang masih akan berdampak pada sector ekonomi, DPS meyakini prospek properti syariah ini akan tumbuh dan membesar. Arief mendasarkan pada fakta-fakta di lapangan tentang terjadinya halal boom ini. Dimana properti syariah saat ini akan terus dicari oleh masyarakat.

 

“Ini juga merupakan solusi bagi pemerintah, disaat properti konvensional melambat pertumbuhannya, properti syariah justru mencatatkan pertumbuhan yang positif. Perlu diingat, bahwa dibelakang bisnis property ini, ada sekira 174 industri yang bergerak untuk mensupport bisnis properti tersebut sehingga ketika bisnis properti syariah ini tumbuh, maka ada 174 industri yang ikut begerak dan tumbuh dibelakangnya. Ini akan memberikan sumbangan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di suatu kota, atau lebih besarnya akan menyumbangkan pertumbuhan ekonomi yang positif bagi Indonesia,”ungkapnya optimis.

 

 

Sementara untuk bisa maju dan terus berkembang, ADPS telah mencanangkan program pembangunan 1 juta unit properti syariah hingga tahun 2025. Developer properti syariah yang tergabung di asosiasi kami saat ini berlomba-lomba untuk memantaskan diri, meningkatkan profesionalitas nya dalam mengelola proyek properti syariah, sehingga nantinya diharapkan ditahun 2025 mampu mendeliver 1 juta unit properti syariah.

 

 

Untuk itu ADPS sendiri juga berharap pemerintah mulai melihat serius hadirnya Developer Property Syariah ini sebagai salah satu solusi dalam pemenuhan kebutuhan perumahan di Indonesia yang setiap tahun terus meningkat. DPS juga sebagai salah satu pendorong positif pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

 

 

““Kami siap untuk bersinergi dengan pemerintah untuk melakukan standarisasi pengelolaan properti syariah di Indonesia, sehingga nantinya benar-benar terwujud produk properti syariah yang benar-benar sesuai harapan masyarakat. Dengan demikian masyarakat pun dapat merasakan mudahnya membeli rumah melalui developer properti syariah tanpa ada ketakutan, kekawatiran nantinya apabila terkena musibah maka akan di denda, atau terkena musibah sehingga tidak bisa melanjutkan angsurannya, maka terkena sita. Hanya di properti syariah masyarakat tidak perlu takut lagi membeli rumah, serta hasrat umat Islam di Indonesia untuk memiliki hunian dengan skema 100% halal sesuai syariah Islam bisa terpenuhi. Dan dengan semangat ini, maka kebutuhan rumah bagi masyarakat Indonesia akan terpenuhi dan backlog kekurangan perumahan akan berkurang drastis,” pungkas Arief yang sudah terjun di properti syariah sejak 2016 ini.

 

 

Sebagaimana diketahui Asosiasi Developer Properti Syariah (ADPS) sendiri berdiri sejak  Februari tahun 2020 lalu dan hingga saat ini mempunyai  150 anggota. Namun latar belakang berdirinya ADPS sendiri telah lama diinisiasi oleh para member komunitas developer properti syariah yang sudah berdiri sejak tahun 2013 dengan 2500 anggota di seluruh Indonesia. [ ]

Related posts