KAHMI Tuntut Sukmawati Minta Maaf pada Umat Islam

Jabartoday.com-Jakarta. Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI)  sangat menyayangkan puisi puteri Bung Karno, Sukmawati yang menciderai integrasi dan keutuhan bangsa.

“Di tengah-tengah pendinginan dan penciptaan suasana ke arah yang lebih kondusif serta pemulihan kembali situasi bangsa pasca pilkada DKI yang begitu sangat tinggi dinamikanya, tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba lahir puisi yang seolah mengundang kembali suasana pertentangan antara ke-Islaman dan ke-Indonesiaan,” tegas Ahmad Doli Kurnia
Presidium Majelis Nasional Kahmi dalam rilisnya kepada Jabartoday.com, Rabu (4/4/2018)

Yang lebih berbahaya lagi, jelas Doli, puisi kontroversial itu datang dari anggota keluarga yang selama ini dihormati sebagai bapak bangsa, yang ikut membidani lahirnya Indonesia sangat kental pemahaman tentang kultur Indonesia yang agamis, berbudaya, dan beradab.

“Indonesia yang dilahirkan oleh Bung Karno dan founding father lainnya adalah Indonesia yang didasari oleh nilai-nilai Ke-Tuhanan, Ke-manusiaan, dan Kebersamaan yang saling menghargai dan menghormati keberagaman dan perbedaan,” paparnya.

Doli menjelaskan, bagi Kahmi dan Keluarga Besar HMI, yang lahir dua tahun setelah kemerdekaan, nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan adalah doktrin yang satu dan tak terpisahkan dalam berkomitmen dan melakukan seluruh peran, kontribusi, serta aktivitasnya sebagai anak bangsa.

“Kami akan selalu menjadi yang terdepan menjaga apabila ada kekuatan-kekuatan yang berupaya memisahkan nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan. Itu semua berlaku untuk setiap aspek kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Seluruh pemikiran, ucapan, prilaku, tindak tanduk sebagai anak bangsa haruslah mencerminkan pengembangan kehidupan yang damai, harmonis, rukun, dan tenteram berbasis nilai-nilai religiusitas dan kebudayaan Indonesia,” tuturnya.

Apa yang telah dilakukan oleh  Sukmawati, kata dia, adalah sesuatu yang dapat menciderai kehidupan yang sejak awal dibangun oleh orang tuanya. Apa yang disampaikan oleh Sukmawati tidak ada hubungannya dengan pertentangan seni, budaya, dan politik. Apa yang disampaikan Sukmawati adalah sesuatu pemikiran yang justeru keliru, bertentangan, dan berbahaya bagi ke-Indonesiaan.

“Oleh karena itu, langkah bijak yang harus dilakukan oleh Sukmawati adalah introspeksi diri serta memohon maaf kepada rakyat Indonesia, sebagai ksatria dan negarawan seperti sang Proklamator, ayahnya,” tegas dia. (ruz)

 

Related posts