JABARTODAY.COM – BANDUNG
Sejak beberapa tahun terakhir, lembaga-lembaga bisnis, termasuk perbankan, mengalokasikan 2-3 persen keuntungannya untuk menggulirkan program sosial, yang terangkum dalam Corporate Social Responsibility (CSR). Begitu pula dengan Bank OCBC NISP.
Pada 2013, lembaga perbankan yang berdiri di Kota Bandung dekade 1940-an tersebut mengalokasikan dana CSR yang nilainya tergolong besar. “Tahun lalu, dana CSR kami mencapai Rp 9,2 miliar. Tahun ini, saya kira, nilainya tidak jauh berbeda,” tandas Corporate Comunication Division Head Bank OCBC NISP, Tina Tjintawati, di Lantai 2 Gedung CDC GKU Timur Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Ganesha Bandung, pada sela-sela Edukasi dan Skrining Darah Thalassaemia, Jumat (21/11).
Pengalokasian dana CSR tersebut, ungkap Tina, 70 persennya bagi sektor pendidikan. Sisanya, lanjut wanita asli Bandung tersebut, penyalurannya pada bidang lain, seperti sosial, lingkungan hidup, kesehatan, dan sebagainya. Karenanya, ucap dia, sejak 2011, dalam bidang kesehatan, pihaknya fokus pada penderita Thalassaemia. “Kami perlu mengedukasikan Thalassaemia kepada masyarakat. Thalassaemia adalah sejenis penyakit bawaan gen. Jika seseorang terjangkit penyakit tersebut, sepanjang hidupnya sangat sulit untuk sembuh,” papar Tina.
Sejauh ini, tuturnya, di Indonesia, termasuk Jabar, banyak kalangan yang terjangkit Thalassaemia, termasuk anak-anak. Untuk itu, jelasnya, pihaknya menggulirkan program bagi anak-anak thalassaemia agar mereka dapat memiliki masa depan yang baik, meski mengidap penyakit berbahaya tersebut.
Di Jabar, sebut dia, pihaknya menerima informasi, bahwa terdapat beberapa daerah yang termasuk rawan Thalassaemia. Dikatakan, informasinya, daerah-daerah tersebut antara lain,Tasikmalaya, Garut, dan Kabupaten Bandung. “Karena itu, kami punya perhatian besar berkaitan dengan Thalassaemia. Program yang kami gulirkan ini mengekasi masyarakat tentang tingginya risiko terjangkit penyakit tersebut sekaligus bagaiama pencegahannya,” pungkas Tina. (ADR)
