Kinerja positif kembali ditorehkan PT Bank Pembangunan Daerah Jabar-Banten Tbk atau bank bjb pada paruh tahun ini. Terjadinya catatan positif itu terlihat pada perolehan laba bersih yang dibukukan lembaga perbankan milik BUMD Jabar-Banten tersebut.
“Pada triwulan II atau semester pertama tahun ini, ada sejumlah indikator ekonomi, semisal BI Rate (Suku Bunga Bank Indonesia-SBI) yang cenderung stabil. Selain itu, juga stabilnya Consumer Confident Index,” ujar Corporate Secretary Division Head bank bjb, Agus Mulyana, belum lama ini.
Agus meneruskan, kondisi tersebut cukup berpengaruh pada kinerja bisnis bank bjb. Disebutkan, pada semester pertama tahun ini, pihaknya berhasil meraup keuntungan bersih yang positif. Nilainya, sebut dia, sebesar Rp 478 miliar.
Pertumbuhan pun, lanjut Agus, terjadi pada nilai aset. Hingga Juni 2014, ungkap Agus, pihaknya memiliki aset bernilai Rp 78,6 triliun. Angka tersebut, sambung dia, naik 7 persen lebih tinggi daripada pencapaian periode yang sama pada 2013.
“Tidak hanya asset, pertumbuhan pun kami catat dalam hal penyaluran kredit. Selama periode yang sama, kami menyalurkan kredit senilai Rp 47,9 triliun. Jumlah itu lebih tinggi 14,6 persen lebih tinggi daripada pencapaian hingga Juni 2013,” papar Agus.
Demi menjaga pertumbuhan kredit, Agus menyatakan, pihaknya bertekad untuk terus mempertahankan kredit konsumer. Kredit itu, tuturnya, menjadi captive market. Pasalnya, kata Agus, risiko kredit konsumer yang rendah. Karenanya, cetus Agus, pihaknya terus memperbesar pangsa pasar kredit konsumer. Adalah para pensiunan yang naik signifikan, yaitu mencapai Rp 943 miliar, sebagai salah satu pangsa pasarnya.
Pertumbuhan pun, imbuhnya, terjadi pada fundingatau pengumpulan dana pihak ketiga (DPK). Diutarakan, hingga periode Juni 2014, perbankan yang berkantor pusat di Jalan Naripan Bandung dan meraih penghargaan Tutanium Trophy itu sukses mencatat nilai DPK 13,4 persen lebih tinggi daripada periode yang sama atau mencapai Rp 62,4 triliun. (ADR)