Ternyata, sektor pariwisata Jawa Barat memiliki potensi ekonomi yang luar biasa besarnya. Itu terlihat pada nilai output yang dihasilkan sektor tersebut dalam beberapa tahun terakhir. “Pariwisata adalah bisnis menjanjikan. Sektor itu pun dapat meraih penghasilan yang juga besar,” ujar Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah Jabar, Cecep Rukmana, di Hotel Grand Royal Panghegar, Rabu (20/8/2014).
Terlebih, lanjut Cecep, Tatar Pasundan memiliki potensi, daya tarik, dan daya saing pariwisata yang besar. Namun, kata dia, untuk mengoptimalkan sektor tersebut, perlu adanya sarana penunjang yang mumpuni, misalnya ketersediaan infrastruktur. Karenanya, pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota harus memikirkan sektor ini secara lebih serius.
Besarnya potensi itu, ungkap Cecep, didasari oleh nilai output pariwisata. Sejak 2012, tuturnya, bisnis ini menunjukkan grafik pertumbuhan yang meningkat. Hal itu, pendapat Cecep, membuat sektor pariwisata dapat menjadi andalan Jabar dalam beberapa tahun mendatang.
Mengenai nilai output pariwisata, Cecep menyatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik periode 2012, tatar Parahyangan menjadi salah satu destinasi wisata nasional. Pada 2012, data menunjukkan, sebanyak 45 juta wisatawan nusantara (wisnu) berkunjung ke Jabar. Artinya, jelas Cecep, terjadi pertumbuhan kunjungan wisnu sebesar 5 persen jika perbandingannya dengan 2010. Sedangkan sebanyak 589 ribu orang wisatawan mancanegara (wisman) berwisata di Jabar, atau meningkat 40 persen,
Secara nominal, tambahnya, kontribusi pariwisata pun besar. Terbukti, sektor itu meraih pendapatan yang positif. Pada 2012, output pariwisata sebanyak Rp 22 triliun. “Memang, secara persentase masih kecil, yaitu 5 persen total sektor perekonomian Jabar. Tapi, setiap tahunnya tumbuh signifikan. Bahkan, kami kira, selama 5 tahun mendatang, pertumbuhannya dapat mencapai 10 persen,” imbuhnya.
Tidak hanya secara nominal, imbuhnya, pariwisata pun berkontribusi dalam hal penyerapan tenaga kerja. Pada 2012, ucap dia, sektor ini mampu menyerap sekitar 900 ribu orang tenaga kerja. Hal itu, tukasnya, berarti berkontribusi positif bagi pemerintah, yaitu dalam hal mengatasi masalah pengangguran. (ADR)