OJK Ingin BJB Tancap Gas

jabartoday.com/net
JABARTODAY.COM – BANDUNG –– Peran dan fungsi Bank Pembangunan Daerah (BPD) dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi begitu besar. Karena itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menginginkan peran BPD sebagai trigger pembangunan daerah lebih optimal. 
 
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 2 Jabar, Sarwono,  di Hotel Trans Luxury, Jalan Gatotsubroto Bandung, Selasa (17/1), mengemukakan, sejauh ini, kredit konsumsi masih mendominasi exposure kredit BPD, yang beraset total Rp 525 triliun. “BPD berperan sangat signifikan dalam mendorong pembangunan ekonomi daerah. Kami siap mendorong kerjasama antara BPD dan lembaga-lembaga perbankan BUMN, serta perusahaan penjaminan daerah. Itu aebagai upaya kapasitas BPD meningkat,” tandas Sarwono.
Berkaitan dengan hal ini, cetus Sarwono, di Jabar, pihaknya ingin PT Bank Pembangunan Daerah Jabar-Banten Tbk alias bank bjb lebih tancap gas dalam memainkan perannya sebagai BPD di Tatar Pasundan. Pihaknya, tegas dia, siap  mendorong bank bjb, yang bertotal aset sekitar Rp100 triliun, supaya lebih aktif pada 2017 dan masa mendatang.
Berbicara kinerja, industri jasa keuangan nasional memperlihatkan hasil positif. Antara lain, sebutnya, seperti Capital Adequated Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal yang terjaga 23,04 persen.
Lalu, sambungnya, kredit tumbuh 8,46 persen, dana pihak ketiga (DPK) naik 8,40 persen, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melejit 15,32 persen. Catatan poaitif lainnya, imbuh Sarwono, kredit bermasalah atau Non-Performing Loans (NPL) dan Non Performing Financing (NPF) terjaga pada level 3,18 persen serta 3,20 persen. “Khusus Jabar, kinerjanya pun positif. Seperti CAR 23,76 persen, kredit tumbuh 12,50 persen, DPK naik 4,63 persen, dan NPL 3,32 persen,” terang Sarwono.
Sarwono menegaskan, pihaknya memiliki beberapa inisiatif strategis untuk mendorong kontribusi sektor jasa keuangan. Di antaranya, ungkap dia, mengoptimalikan program kerja semisal Lakupandai, Simpanan Pelajar, Jaring, asuransi pertanian dan ternak, asuransi nelayan, dan penjaminan kredit UMKM, serta program pembiayaan.
Inisiatif berikutnya, tambahnya, memperluas program Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang selama ini lebih banyak pada sektor perdagangan (66,8%) dan terfokus di pulau Jawa, menjadi lebih terarah pada sektor-sektor produktif dan lebih menyebar ke berbagai daerah. “Lalu, memperluas dan mengoptimalkan peran Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD). “Selain itu, memperluas akses keuangan melalui pengembangan model pembiayaan berbasis teknologi informasi (financial technology). Tidak itu saja, kami pun mendorong perbankan supaya menyalurkan kredit pada sektor-sektor produktif dan menggali potensi penyaluran kredit ke berbagai daerah. Ini supaya pertumbuhan kredit pada 2017  yang kami proyeksikan sebesar 9-12 persen,”  tutupnya.  (win) 

Related posts