Pada beberapa dekade silam, PT Kereta Api Indonesia mengoperasikan rute Bandung-Dayeuhkolot-Soreang-Ciwidey. Namun, saat ini, jalur itu tidak lagi beroperasi.
“Waktu kecil, kira-kira kelas 2 SD, saya seing naik KA,” kata Nana Sukarna (52), warga kampung Cimuncang, Desa Ciwidey, Kecamatan Ciwidey, Selasa (20/5/2014).
Ia menyebut, jalur KA itu punya manfaat besar. KA itu, tidak hanya mengangkut orang, tetapi juga berbagai barang, seperti hasil pertanian dan belerang dari Gunung Patuha. Di jalur itu, sambung Nana, sempat terjadi kecelakaan KA yang cukup tragis. Dalam kecelakaan itu, KA terguling ke areal persawahan.
Dikatakan, kecelakaan itu terjadi di Kampung Garung, Desa Ukang Haur, Kecamatan Ciwidey. Kecelakaan itu menimbulkan korban, baik jiwa maupun luka-luka.
Beberapa tahun pasca kecelakaan itu, ucapnya, jalur itu tidak lagi beroperasi. Padahal, lanjutnya, kehadiran KA punya manfaat besar. Misalnya, jelas dia, menghemat ongkos ke Bandung. “Kalau menggunakan angkutan umum, ongkos Ciwidey-Bandung dan sebaliknya, Rp 20 ribu,” papar Nana.
Senada dengan Nana, H Endang Rahmat, (72), warga Desa Pamekaran Soreang, Kabupaten Bandung, juga sepakat jika jalur itu kembali aktif. “Tapi, tentunya, lebih baik ada pertemuan dan pembicaraan dengan warga. Soalnya, saya kira, tidak semua warga menerima lahan yang menjadi milik PT KAI ditertibkan,” imbuh Endang. (ADR)