Hari Batik, Heryawan Gowes Berbatik Bareng Pelajar

Hari Batik Nasional.

 

Memperingati Hari Batik Nasional, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jabar Netty Prasetiyani Heryawan merayakannya dengan acara unik. Berbatik ria sambil gowes sepeda bersama ratusan pelajar tingkat sekolah lanjutan atas (SLTA) se-Kota Bandung, guru serta sejumlah pegawai lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

 

Peringatan ini menyusul, ditetapkannya batik sebagai Warisan Dunia (World Heritage) pada 2 Oktober 2009 oleh Badan Dunia Urusan  Pendidikan dan Kebudayaan (Unesco). Heryawan menilai kegiatanb tersebut sebagai bentuk dukungan dan kecintaan terhadap seni dan budaya sendiri sekaligus menanamkan sejak dini kecintaan seni dan budaya lokal kepada para pelajar.

 

“Tepat 2 Oktober pada tiga tahun silam, Unesco mengakui batik sebagai warisan dunia yang berasal dari Indonesia. Pengakuan tersebut menandakan betapa berharganya karya batik di mata dunia. Kegiatan kali ini sebagai bentuk apresiasi terhadap karya batik. Kehadiran dan pelibatan para pelajar bersama Dekranasda Jawa Barat merupakan upaya menanamkan kecintaan terhadap hasil karya seni dan budaya lokal. Tentu Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendukung acara gowes berbatik bersama dari sekolah masing-masing menuju Gedung Sate,” tegas Heryawan di Halaman Gedung Sate, Jalan Diponegoro 22 Kota Bandung, Selasa (2/10).

 

Selain acara mengayuh sepeda, ratusan pelajar dengan riang dan kompak mengenakan batik mendeklarasikan sebuah ikrar berisi seruan bagi para pelajar untuk selalu menghargai prestasi dan sportivitas, mencintai persahabatan sesama anak bangsa, dan menghindari sikap permusuhan serta menjunjung dan mencintai batik sebagai identitas bangsa. Adanya seruan tersebut seolah menjadi oase di tengah maraknya aksi kekerasan antar pelajar di tanah air belakangan ini. Batik dalam ikrar tersebut memiliki nilai tersendiri karena menjadi identitas bersama yang ikut menyatukan para pelajar. “Dengan berkumpulnya para pelajar dari sejumlah sekolah SLTA, diharapkan mampu meningkatkan solidaritas dan membuang rasa benci,” ujar Netty.

 

Dalam sambutannya, Netty mengatakan bahwa saat ini kehadiran generasi muda sangat diharapkan untuk menghasilkan perbaikan-perbaikan bagi tanah airnya. “Salah satu perbaikan yang penting adalah dengan mengangkat kembali warisan budaya Indonesia, yaitu batik,” ungkapnya. Lebih lanjut Netty  mengutarakan harapannya agar para pelajar dapat bersatu dan melupakan permusuhan, meningkatkan solidaritas, dan berlomba meraih prestasi harus menjadi tekad bersama para pelajar, khususnya di Jawa Barat. Dan, “BATIK” juga menurutnya dapat diurai menjadi kalimat “Bersama Anti Kekerasan”.

 

Gowes Berbatik dimulai selepas jam sekolah dari Jalan Belitung, lokasi SMA 3 dan SMA 5. Pada kesempatan itu, Netty turut mengayuh sepeda bersama ratusan pelajar. Rombongan selanjutnya bersama-sama menyusuri sejumlah ruas jalan di Kota Bandung, yakni: Jalan Sumbawa, Aceh, Sabang, Cihapit, Ciliwung menuju SMK Negeri 2. Kemudian melewati Jalan Citarum tempat SMA 20 berlokasi dan rombongan gowes berakhir di Halam  Gedung Sate.  Acara tersebut diikuti 150 pelajar dari sejumlah SLTA di Kota Bandung, seperti; SMA Negeri 3, SMA Negeri 5, SMA Negeri 20 dan SMK Negeri 2 serta diiringi oleh sejumlah komunitas sepeda Bandung.(NJP)

Related posts