Pendapat itu disampaikan Analis Politik Rosdiansyah yang dihubungi Jabartoday.com via ponsel pribadinya, Rabu (30/9).
“Posisi Gus Ipul sebagai Wagub tentu sangat mendongkrak namanya dibanding nama-nama lain yang hingga kini masih sayup-sayup terdengar,” jelas Rosdiansyah
Menurut Rosdiansyah, dari sejumlah survei yang dilakukan berbagai lembaga survei politik, nama Saifullah tetap berkibar diposisi teratas. Hal ini didukung bukan saja karena performa politik Gus Ipul sebagai Wagub terbilang baik, namun lebih jauh dari itu, Gus Ipul memiliki tim yang solid hingga ke desa-desa.
“Tim Gus Ipul itu secara intensif gencar melakukan sosialisasi tentang keunggulan beliau, saya rasa nama Gus Ipul yang masih akan terus bersinar, nanti kita lihat perkembangannya,” jelas Rosdiansyah.
Bagaimana dengan kemungkinan tampilnya Khofifah sebagai penantang lamanya?
Sejauh ini dalam pengamatan Rosdiansyah, peluang tampilnya Khofifah tetap cukup besar dengan prasyarat. Prasyarat itu menyangkut performa Khofifah didalam memimpin Kementerian Sosial yang kini dijabatnya. “Kalau khofifah mampu membangun sistem yang baik di Kemensos, dan ketika ia tinggalkan tidak ada masalah, maka saya rasa Jokowi akan memberikan ijin untuk bertempur melawan Gus Ipul di Pilkada Jatim,” kata Rosdiansyah.
Rosdiansyah yang juga aktif di sejumlah lembaga riset di Jawa Timur ini menilai Jokowi sangat berkepentingan dengan tampilnya Khofifah di Jawa Timur karena Jokowi harus memperebutkan suara Jawa Timur untuk Pilres 2019. “Jokowi jelas berkepentingan sekali, dia harus menang di Jawa Timur untuk Pilpres 2019 nanti, dan Khofifah adalah faktor pentingnya,” tuturnya.
Seberapa kuat suara Khofifah di Jawa Timur?
Selama ini, lanjut Rosdiansyah, kekuatan Khofifah bertumpu pada ibu-ibu pengajian Muslimat NU yang tersebar di Jombang dan sekitarnya. Juga tersebar luas di sebagian daerah tapal kuda. “Lumbung suara Khofifah diyakini berada pada ibu-ibu muslimat NU, sebab dia kan Ketuanya, itu yang dianggap potensial memberikan suaranya,” jelasnya.(Sal)
