Wow, Anggaran RTH Naik Rp 41 M!

Seorang anak bermain di salah satu ruang terbuka hijau di Kota Bandung. (DOK JABARTODAY.COM)

JABARTODAY.COM – BANDUNG

 

Minimnya ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Kembang menjadi perhatian penting Komisi A DPRD Kota Bandung. Upaya membangun  paru-paru kota ini pun mendapat porsi tebesar dalam APBD Perubahan tahun anggaran 2012. Tambahan signifikan juga diperuntukkan bagi sektor kesehatan dan perbaikan infrastruktur.

 

“Perubahan terbesar seperti penambahan luas RTH. Tambahan anggarannya mencapai angka Rp 41 miliar,” kata Ketua Komisi A Haru Suandaru saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (10/10) kemarin.

 

Haru menilai Kota Bandung masih membutuhkan lebih banyak RTH karena saat ini terbilang minim dan jauh dari target yang ditetapkan. Untuk itu, perlu adanya penambahan anggaran. “Angka ini cukup besar karena banyak juga permasalahan lelang yang tidak cukup waktunya, sehingga anggaran pun perlu ditambah,” terangnya.

 

Di sisi lain, DPRD menambah anggaran Rp 2 miliar untuk Rumah Sakit Umum Daerah dan Rp 1,5 miliar untuk Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak. “Jadi diharapkan untuk pengobatan bisa datang juga ke RSUD terdekat. Kami menambah anggaran untuk kesehatan sebesar Rp 3,5 miliar,” imbaunya.

 

Haru menjelaskan, sana kesehatan semula diberikan melalui Bantuan Wali Kota Khusus (Bawaku) Sehat. Karena anggarannya sudah habis seperti di RSKIA, maka pihaknya memberi tambahan lagi. “Waktunya kan sebentar lagi jelang akhir tahun, tapi kebutuhan pelayanan di rumah sakit masih besar, maka kita harus menambahnya,” ujarnya.

 

Menanggapi penambahan anggaran untuk kesehatan, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara menuturkan, sebenarnya pada awal 2012 yang lalu sebanyak 31 rumah sakit di Kota Bandung sudah menerima Bawaku Sehat. “Jadi penambahan anggaran sekarang ini merupakan prediksi kita, bahwa hingga Desember 2012 kuota kebutuhan pelayanan kurang. Sehingga harus ditambah,” jelasnya.

 

Anggaran yang dibutuhkan hingga Desember, lanjut Ahyani, harusnya mencapai angka Rp 12 miliar. Karena setiap bulannya mencapai kisaran Rp 5 miliar. “Pasti keluar untuk pelayanan kesehatan masyarakat miskin,” tandasnya. (AVILA DWIPUTRA)

Related posts