Vaksinasi di Padalarang, Kemenparekraf Sasar 7.500 Pelaku Industri dan Masyarakat

JABARTODAY.COM – BANDUNG Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kembali menyelengarakan vaksinasi yang menyasar 7.500 pelaku industri pariwisata dan masyarakat. Kegiatan yang berlangsung di Pusdikkav, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Senin (27/9/2021), merupakan vaksinasi tahap kedua.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Dedi Taufik mengatakan, pelaksanaan vaksinasi dilakukan mulai 24 hingga 28 September 2021.

“Sekarang totalnya 7.500. Dari  Jumat sampai Selasa besok, hari pertama 1.500, hari kedua 1.500, kemarin 2.000, sekarang 1.500. Sudah empat hari totalnya 6.500,” sebutnya.

Dedi juga mengapresiasi tingginya animo masyarakat untuk mengikuti vaksinasi Covid-19. Hal tersebut, menurut dia, merupakan langkah yang positif dalam upaya percepatan vaksinasi. Selain itu, gelaran vaksinasi kerja sama antara Kemenparekraf, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat, dan lainnya, dirangkaikan dengan hari pariwisata dunia bertema World Tourism for Inclusive Growth.

“Ini kita rangkaikan dalam sebuah acara, yang intinya kita ingin mengangkat dan mengajak seluruh kalangan untuk berperan serta termasuk para pelaku industri pariwisata di Jawa Barat yang mencapai 96.545. Sejauh ini yang sudah divaksin mencapai 28.000an. Kemudian selain pelaku industri pariwisata juga para seniman budayawan dan masyarakat umum untuk melakukan vaksinasi,” paparnya.

Berita Terkait

Dedi menambahkan, vaksinasi yang bertujuan untuk membentuk kekebalan komunal atau herd immunity sangat penting. Apalagi Jabar kini sudah lepas dari zona merah menjadi zona oranye menuju zona kuning. Kemudian wilayah kabupaten/kota yang kini berstatus level tiga terdapat 17 kabupaten kota dan 10 kabupaten di level dua.

“Mudah-mudahan ke depan, pariwisata segera bangkit. Herd immunity itu penting, sehingga kita menyiapkan pranata di lapangan salah satunya early warning melalui rapid antigen di tempat wisata untuk awal kita melakukan 3T (tracing, tracing, dan treatment),” ucap Dedi.

Tak hanya itu, pihaknya pun melakukan pendekatan dengan aplikasi pedulilindungi. Di beberapa daerah Jabar level tiga dan dua, sudah dilakukan uji coba penerapan aplikasi pedulilindungi.

“Ini merupakan langkah bagus kesiapan kita di dunia pariwisata, selain aplikasi kita kedepankan juga persyaratannya adalah vaksin (sertifikat vaksin), juga melalui aplikasi peduli lindungi dan early warning-nya rapid antigen. Itu langkah untuk reborn tourism di Jawa Barat ini, Don’t Panic-Do Vaccine-Go Picnic,” pungkasnya. (*)

Related posts