Seiring dengan perkembangan, kebutuhan sarana transportasi massal yang mumpuni pun turut berkembang. Seiring dengan perkembangan, ketersediaan sarana angkutan massal menjadi sebuah kebutuhan penting.
Hal itu pun berlaku di wilayah Bandung Raya, yang tingkat kepadatan lalu lintasnya begitu dan kian tinggi. Karenanya, jajaran Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersepakat dengan 6 kota-kabupaten wilayah Bandung Raya, yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Garut.
“Ini merupakan sebuah proyek besar. Proyek ini bersifat business to business. Kami menunjuk PT Jasa Sarana sebagai salah satu perusahaan dalam proyek tesebut,” ujar Asisten Daerah IV Bidang Administrasi Pemprov Jabar, Iwa Karniwa, di Jalan Anggrek Bandung, Kamis (7/8/2014).
Iwa mengiyakan bahwa mega proyek tersebut membutuhkan nilai investasi yang begitu besar. Angkanya, mencapai Rp 22 triliun. Pembangunan monorel yang menghubungkan wilayah-wilayah Bandung Raya, yaitu Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kota Bandung, dan Kota Cimahi, itu terdiri atas beberapa trase,
Iwa menyatakan, pihaknya menargetkan soft opening pembangunannya bergulir akhir Agustus atau paling lambat awal September 2014. Pada tahap pertama, pembangunannya adalah trase pertama, yaitu yang menghubungkan Tanjungsari-Jatinangor-Gedebage-Leuwipanjang. “Panjangnya sekitar 29 kilometer. Proyeksinya, trase pertama ini tuntas pada 2017. Investasi trase ini besar, sekitar Rp 6 triliun,” sambung Iwa.
Berbicara tentang investor, Iwa menyebutkan, proyek ini merupakan joint venture company, yang bernama PT Jabar Monorail. Perusahaan itu merupakan gabungan beberapa perusahaan. Yaitu, Panghegar Group, PT Jasa Sarana, dan perusahaan asal Cina, CMC. (ADR)