Tidak Boleh Ada Dobel Anggaran di SKPD

Pemerintah Kota Bandung
Pemerintah Kota Bandung

JABARTODAY.COM – BANDUNG

Pemerintah Kota Bandung terbuka menerima sumbangan dari berbagai pihak, asalkan itu sesuai peraturan yang berlaku.

Dikatakan Kepala Sub-Bagian Potensi dan Daya Saing Bagian Perekonomian Kota Bandung Lusi Lesminingwati, untuk dana Corporate Social Responsibility (CSR) diatur dalam Peraturan Daerah No 13/2012 tentang Pelaksanaan Kewajiban Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan.

Jadi, dana yang masuk ke Pemkot Bandung mengikuti mekanisme Anggaran Perencanaan Belanja Daerah. “Kalau memberikan dalam bentuk barang akan kita catat sebagai hibah. Kalau berbentuk uang baru bisa digunakan,” ujar Lusi di Bandung, Senin (2/6/2014).

Lusi menuturkan, bila sebuah perusahaan melalui program CSR-nya memberikan barang untuk diberikan ke masyarakat harus sesuai tugas pokok dan fungsinya. Tapi ada juga yang langsung diberikan masyarakat melalui rukun warga (RW) setempat, seperti bantuan sembako.

“Tapi harus ada koordinasi dengan pemerintah. Contohnya kalau pembagian sembako butuh pengamanan dan kantung-kantung kemiskinan mana yang harus dibantu,” tukas Lusi.

Lusi mengakui, bila mengandalkan dana dari APBD untuk menyelesaikan masalah di Kota Bandung, semisal sampah, agak sulit. Maka itu, pihaknya membuka diri menerima sumbangan dari pihak swasta.

“Kebersihan, tong sampah, plastik sampah, motor sampah atau truk sampah. Karena memang jumlah penduduk banyak berbanding lurus dengan produksi sampah. Dan uang baru bisa dibelanjakan di tahun anggaran selanjutnya,” sahutnya.

Sebelum ada bagian perekonomian, Lusi mengungkap, pengawasan ada di bagian perekonomian. Sehingga, jika ada perusahaan mau memberi sumbangan, pihaknya akan mencari tahu apakah ada anggaran di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dituju. “Kalau ada kita akan alihkan ke yang lain. Tidak boleh ada dobel penganggaran,” tegasnya.

Ia mencontohkan, di Dinas Pemakaman dan Pertamanan ada yang berniat membereskan taman di Kota Bandung. “Kemudian ada yang mau masuk lagi, tapi karena sedang dalam pemeliharaan tidak bisa,” papar Lusi.

Ke depannya, sambung Lusi, dengan banyaknya perguruan tinggi, akan ada CSR berbentuk kajian ilmiah. Pihaknya, ia menandaskan, akan memfokuskan pada masalah lingkungan. (VIL)

Related posts