JABARTODAY.COM – BANDUNG
Pegiat antikorupsi Teten Masduki menyebut masyarakat Jawa Barat permisif terhadap tindakan korupsi yang kebanyakan dilakukan oleh para birokrat di provinsi ini. Itu terlihat dari tidak adanya gerakan menolak korupsi yang dilakukan masyarakat secara berkesinambungan.
“Tidak ada gerakan yang dilakukan secara kontinu. Yang dilakukan hanya ketika ada kasus yang mencuat, seperti BJB (Bank Jabar Banten) sekarang ini. Mereka tidak tahu bahwa korupsi itu sangat berbahaya,” ujar Teten saat ditemui di Posko Relawan Paten, Selasa (5/3).
Harusnya, lanjut Teten, masyarakat bergerak melawan korupsi berdasarkan kesadaran atas berbahayanya tindakan yang dilakukan oleh para pelaku tindak kriminal luar biasa tersebut. Menurutnya, gerakan yang dilakukan sekarang ini, hanya bila terjadi kasus yang menjadi perhatian publik. “Kasus korupsi di Jawa Barat ini banyak. Tapi masyarakat terlalu permisif dan tidak melakukan sesuatu untuk mencegah hal tersebut,” kata Sekjen Transparancy International Indonesia itu.
Korupsi yang banyak dilakukan di Jabar, terang Teten, adalah penyelewengan Anggaran Perencanaan Belanja Daerah (APBD). Maka itu, dirinya meminta kepada masyarakat untuk ikut mengawasi dan memantau penggunaan anggaran yang dilakukan oleh pemerintah. Terutamanya dalam pemberian dana hibah dan bantuan sosial.
“Harusnya Kemendagri (Kementerian Dalam Negeri) merevisi kembali aturan soal pemberian dana hibah dan bansos agar tepat sasaran,” imbuhnya. (AVILA DWIPUTRA)