Jelang Tahun Politik, Dewan Dakwah Jabar Ingatkan Umat Islam Jangan Mau Diadu Domba dan Jadi Rebutan Suara Saja

 

ilustrasi foto: istimewa

JABARTODAY.COM – –  Hiruk pikuk dan kontestansi politik menuju Pemilu 2024 semakin memanas. Para calon wakil rakyat dari tingkat daerah hingga pusat mulai pasang spanduk. Demikian juga para pemimpin nasional (capres), selain pasang baliho juga sudah melakukan safari ke daerah-daerah dengan berbagai bentuk kegiatan.

Menanggapi hal tersebut dalam konteks pemilu di Indonesia bagi kaum muslimin, Ketua Dewan Dakwah (DDII) KH.Muhammad Roinul Balad mengingatkan akanada dua ha. Pertama adalah penting menyadari bahwa umat Islam mayoritas sehingga suara umat Islam akan dominan, diperhitungkan dan menjadi rebutan. Sementara yang kedua umat Islam jangan mau diadu domba dan jadi alat pendulang suara saja.

“Makanya harus ada kepastian umat Islam memiliki calonnya yang harus dibuktikan dengan perilakunya bukan hanya dengan teori atau sekedar pandai beretorika dan orasi diatas pentas. Jangan sampai kita mau di adu domba karena kalau diadu domba dengan sesama muslim rusak kekuatan kita khususnya kaum muslimin umumnya. Pemilu harusnya jadi momentum umat Islam memiliki wakil rakyat yang amanah dan memiliki pemimpin dalam skala nasional yang jujur,berwibawa,dipercaya, dicintai rakyat serta memperjuangan kepentingan rakyatnya. Intinya pelaksanaan pemilu dengan sistem demokrasi harus dilakukan secara adil dan beradab,” ungkapnya dalam keterangan tertulis,Jumat (24/2/2023).

Menurut KH.Roin bahwa bangsa Indonesia ini ibarat kapal besar kapal besar yang harus dijaga haluannya agar mencapai tujuan serta mampu melindungi seluruh penumpangnya. Dimana dalam penumpang kapal yang besar tersebut bukan hanya kaum muslimin meski mayoritas tetapi juga ada suku dan agama yang lain.

“Rumusnya juga selama tidak mengganggu keimanan kita tentu wajib menjaganya bersama-sama. Namun jika sudah mengganggu tentu ada konsekuensi hukum yang berlaku di negara kita,”tegasnya.

Sementara itu terkait dengan upaya menjaga kondusivitas bangsa dan negara khususnya dalam internal kaum muslim itu sendiri, KH.Roin menekan akan pentinya kalangan melakukan silaturahim dan dialog terbuka yang dibangun dengan semangat kekeluargaan untuk menjaga ukhuwah.

“Silaturahim ini menjadi salah satu kunci dalam menjaga ukhuwah. Sesama anak bangsa khususnya sesama muslim jangan bersikap saling curiga, menebar fitnah, saling menjatuhkan. Akan tetapi yang harus dilakukan adalah silaturahmi, tabayyun, saling menguatkan dan mengindari perpecahan serta jangan mau diadu domba,”tegasnya.

Terkait dengan calon-calon pemimpin yang secara keagamaan bisa jadi dari seorang muslim itu sendiri ,KH.Roin mengingatkan bahwa seorang pemimpin yang dimulai dari calon dulu maka dia harus menjadi teladan dalam segala hal. Jangan sampai seorang calon pemimpin justru berperilaku buruk baik ucapan maupun tindakannya. Pemimpin akan menjadi role model dalam segala hal maka sikap, ucapan, perilaku dan keteladanan itu sangat penting.

“Adanya sikap saling mengingatkan dan tujuannya untuk kebaikan semua untuk kepentingan bangsa maka hendaknya seorang calon pemimpin itu tidak saling menyerang, menjelekkan menebar fitnah dan lain sebagainya. Lakukan berdemokrasi dengan arif, bijak dan beradab,”imbuhnya.

Menurutnya jika ada seorang calon pemimpin yang melakukan hal demikian maka berarti ia bukan seorang negarawan sehingga tidak layak untuk memimpin bangsa ini dimana adab dan akhlak mulia masih dijunjung tinggi. Meski namanya demokrasi yang menganut prinsip kebebasan namun tetap ada aturan dan etika yang harus dijunjung dan ditaati bersama.

“Kemudian yang kedua tentu saja para pendukung, Nah ini yang lebih berat lagi karena para pendukung sangat heterogeny, berbeda latar belakang suku, budaya bahkan agama serta bermacam-macam karakter serta kedewasaan dalam berdemokrasi. Maka sebagai muslimin harus cerdas, bijak juga harus santai, jangan terbawa emosi, jangan juga kita terjebak dengan apa yang mereka inginkan secara negatif dan provokasi. Semua perlu disaring dan dicerna sebelumnya menyebarkan informasi,”ungkapnya.

Untuk itu KH.Roin memberikan pesan agar kaum muslimin itu bersikap cerdas dan berjiwa dewasa khususnya dalam menghadapi tahun-tahun politik baik mulai sekarang maupun yang akan datang. Kedewasaan itu harus dibuktikan dari sikap, ucapan maupun perilaku dalam berpolitik, baik ia sebagai calon pemimpin maupun sebagai pemilih calon pemimpin.

“Kita telah belajar berdemokrasi secara bertahun-tahun dan berulangkali melakukan pesta demokrasi yang disebut dengan pemilu maka semua itu harus menjadi pelajaran bagi kita khususnya kaum muslimin di negeri yang kita cintai ini. Jangan biarkan ukhuwah dan keutuhan NKRI ini justru dikotori dan dirusak oleh musuh bangsa dan agama. Para ulama dan pendahulu bangsa ini telah mewariskan negeri ini dengan perjuangan,darah bahkan nyawa maka selayaknya kita para pewaris itu melanjutkan dan menjaga serta membangunnya menjadi lebih serius dan penuh tanggung jawab,”pungkasnya. [ admin]

Related posts