JABARTODAY.COM – BANDUNG — Terjadinya berbagai perkembangan dan kondisi global berpengaruh pada ekonomi nasional. Banyak sektor yang terpengaruh oleh kondisi itu. Adalah sektor perumahan dan properti yang menjadi satu di antaranya.
“Saya kira, hingga pasca Idul Fitri, pasar perumahan masih lesu. Indikasinya, masih banyak pihak yang menahan dana mengingat pemenuhan kebutuhan Idul Fitri yang bersamaan dengan tahun ajaran baru,” tandas Ketua DPD Real Estat Indonesia (REI) Jabar, Irfan Firmansyah, di Komplek Batu Nunggal Bandung, belum lama ini.
Irfan memperkirakan, kondisi pasar mulai membaik pada triwulan IV 2015. Ada beberapa hal yang menjadi harapan bergeraknya ekonomi, termasuk sektor perumahan, pada triwulan akhir tahun ini. Satu di antaranya, janji Sang Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo (Jokowi).
Janjinya, ucap dia, melakukan re-shuffle kabinat dan menggenjot belanja pemerintah. Apabila terjadi re-shuffle, hal itu berefek pada meningkatnya kepercayaan masyarakat. Sedangkan jika menggenjot dana belanja pemerintah, jelasnya, berarti, perputaran uang bertambah. “Itu mendorong terciptanya aktivitas ekonomi yang lebih baik,” kata Irfan.
Irfan menuturkan, pihaknya memprediksi, paling lambat, sektor properti kembali menggeliat pada awal 2016. “Itu karena tahun ini, spending pemerintah “dipaksa” keluar. Lalu, ada wacana pemanfaatan anggaran tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Tahun lalu, anggaran akhir tahun, pencairannya awal tahun berikutnya. Untuk tahun ini, pencairannya akhir tahun sehingga perputaran uang lebih cepat,” paparnya.
Berbicara tentang program Loan to Value (LTV) yang digulirkan pemerintah, Irfan mengatakan, sejauh ini, pihaknya belum melihat efeknya. Dalam kondisi normal, ucapnya, LTV memang dapat membantu penjualan. Kendati begitu, ujarnya, LTV tidak dapat menggerakkan properti secara keseluruhan.
“Idealnya, program LTV diikuti oleh turunnya suku bunga. Saat ini, alhamdulillah, dalam kondisi seperti saat ini, Bank Indonesia (BI) masih menahan suku bunga. Kami harap, pemerintah dapat menurunkan suku bunga supaya seluruh sektor bergerak, termasuk properti dan perumahan,” pungkas Irfan. (ADR)