Sukabumi Tertinggi Kasus Unggas Mati

bebekJABARTODAY.COM – BANDUNG
Dalam beberapa hari terakhir, publik di Jawa Barat dikejutkan dengan beredarnya kabar mengenai dugaan penyebaran virus H5N1 di beberapa kabupaten/kota. Hal yang lebih mengejutkan lagi adalah matinya belasan ribu ekor unggas.
 
Kabar mengenai kematian belasan ribu ekor unggas itu tidak dibantah Kepala Dinas Peternakan Jawa Barat Dody Firman Nugraha. Dikatakan, pihaknya menerima informasi bahwa kematian unggas-unggas itu terjadi di sejumlah daerah. “Berdasarkan catatan dan laporan, jumlah unggas yang mati hingga 11 Februari 2014 sebanyak 14.233 ekor,” ujar Dody di Bandung, Jumat (14/2/2014).
 
Dody menjelaskan, kematian terbanyak terjadi pada unggas jenis ayam dan puyuh. Jumlahnya, sambung Dody, sebanyak 12.376 ekor. Sisanya, sejumlah 1.857 ekor, lanjut Dody, adalah bebek dan entog.
 
Dilanjutkan, pihaknya menerima informasi bahwa Ciamis menjadi titik awal kematian unggas-unggas itu. Namun, tambah Dody, kematian unggas-unggas itu menyebar ke sejumlah daerah lainnya, seperti Tasikmalaya dan Bogor.
 
Berdasarkan catatan, sebut Dody, kasus kematian unggas terbanyak terdapat di Sukabumi. Jumlahnya, imbuh dia, sekitar 14 kasus. Lalu, sahut dia, di Kabupaten Bandung Barat (KBB) terdapat 5 kasus kematian unggas. “Di Kabupaten Indramayu terjadi 3 kasus. Sedangkan di Kota Bandung, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Ciamis, dan Kota Banjar, masing-masing 2 kasus,”  paparnya.
 
Menyikapi hal itu, Dody menyatakan, jajarannya berkoordinasi dengan pemerintah kota-kabupaten, termasuk Direktorat Jenderal Peternakan. Pihaknya pun, ucapnya, menyiapkan vaksin, yang stoknya tersedia di kabupaten/kota.
 
Upaya pencegahan pun, dituturkan Dody, ditempuh jajarannya. Seperti melakukan pemusnahan unggas yang terindikasi terkena H5N1. Langkah preventif lainnya, ungkap dia, yaitu mengawasi lalu lintas unggas supaya virus itu tidak semakin menyebar. (VIL)

Related posts