JABARTODAY.COM – BANDUNG Beberapa waktu terakhir, harga jual daging ayam melambung. Bahkan, kenaikan harga komoditi itu terjadi sebelum naiknya harga jual bahan bakar minyak bersubsidi.
Ketua Divisi Perunggasan DPD Persatuan Pedagang Warung dan Pasar Tradisional Jawa Barat, Yoyo Sutarya, mengemukakan, harga jual daging ayam sekarang berada di level Rp 32 ribu hingga 34 ribu/kg.
“Kondisi ini, karena minimnya stok ayam potong pada tingkat bandar,” ujar Yoyo saat ditemui Kamis (4/7).
Selain itu, sambung Yoyo, mahalnya harga jual tersebut juga dipicu tingginya day old chicken (DOC). Saat ini, DOC sendiri mencapai sekitar 3.700/ekor.
Belum lagi adanya kenaikan harga jual ayam pada level tingkat peternak. Saat ini, harganya Rp 20.500/kg dari sebelumnya Rp 17.500/kg.
“Sekarang, harga pada bandar mencapai Rp 22.500 per kilogram,” imbuh Yoyo.
Efeknya, lanjut Yoyo, harga jual pada tingkat pasar tradisional meningkat. Menurutnya, kondisi ini memberatkan konsumen. “Mahalnya harga jual tersebut membuat daya beli masyarakat menjadi lemah,” keluhnya.
Hal itu dibenarkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar, Ferry Sofwan, berdasarkan hasil penelusuran di lapangan, pihaknya menemukan data harga daging ayam di tingkat peternak hanya Rp 17.500/kg. “Saya kira harga daging ayam melambung karena pedagang mengambil keuntungan terlalu besar,” ucapnya di Laapangan Gasibu Bandung.
Pemerintah sendiri meminta pedagang ayam untuk tidak melakukan aksi mogok berjualan. Aksi mogok berjualan tersebut dinilai akan menyebabkan pasokan ayam bagi masyarakat tersendat.
“Para pedagang bisa menceritakan keluhannya kepada DPRD. Kalau tidak berjualan, maka pedagang tidak akan mendapat penghasilan,” tandasnya. (VIL)