Setoran Deviden Dipangkas, Laba BJB Dipatok Rp 1 Triliun

Bank BJB

JABARTODAY.COM – BANDUNG

Pendapatan asli daerah (PAD) Jawa Barat yang bersumber dari setoran deviden badan usaha milik daerah (BUMD) pada tahun 2012 dipastikan berkurang. Ini tidak lepas dari berkurangnya jumlah setoran deviden dari Bank Jabar Banten (BJB) yang selama ini menjadi salah satu penyuplai utama PAD.

Berbicara di hadapan Sidang Paripurna DPRD Jawa Barat tentang Jawaban Gubernur Jawa Barat terhadap Pemandangan Umum Fraksi-fraksi DPRD Jawa Barat tentang Rancangan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RPABD) Tahun Anggaran 2012 pada Senin (13/8), Gubernur Ahmad Heryawan menjelaskan, penurunan setoran BJB merujuk pada kesepakatan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) pada Maret 2012 lalu. Selisih deviden akan digunakan untuk pengembangan jaringan usaha.

“Ya, pengembangan usaha itu salah satunya Waroeng BJB kan sekarang banyak di mana-mana. Persinya ada di direksi dan komisaris. Direksi yang merencanakan, komisaris yang jadi DPRD-nya menyetujui,” kata Heryawan.

Dalam RUPS tersebut, imbuh Heryawan, pemegang saham setuju menurunkan deviden dari 65 persen menjadi 62,5 persen. Sebagai pemegang saham, dia menambahkan, Pemerintah Provinsi sudah menyerahkan kepada komisaris perseroan. Pemprov sendiri  hanya laporan rencana kerja yang telah dievaluasi komisaris. Dengan begitu, pengurangan bukan hal krusial bagi Gedung Sate.

“Tak ada masalah karena tidak berkaitan dengan prestasi dari Bank BJB-nya itu sendiri. Sebab, dana Bank BJB atau labanya kan jadi nambah. Menurunnya itu bukan masalah atau bukan karena kerugian tapi karena pengembangan,” kata dia.

Lebih jauh Heryawan menjelaskan, pengurangan deviden tidak berdampak besar bagi pemerintah daerah. Apalagi, jumlah jumlah penyertaan modal jadi berkurang. Sebelumnya, BJB menyetor deviden Rp 200 juta, namun penyertaan modal dari Pemprov sebesar Rp 110 juta. Artinya, urang tersebut bergulir di BJB sendiri. Sementara sekarang, jumlah setoran dikurangi, tetapi penyertaan modal berkurang.

“Konsekuensi lainnya, laba ditarget naik. Tahun ini kan Rp 850 miliar, tahun depan labanya Rp 1 triliun. Dibanding dengan bank pemerintah lainnya, setoran deviden BJB masih tinggi. Bank BUMN itu rata-rata membagikannya pada angka 55 persen,” kata Heryawan.(NJP)

Related posts