Selama 2012, Kabupaten Bandung Serap Investasi Rp. 6,3 Triliun

JABARTODAY.COM – SOREANG
MINAT para investor untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Bandung, tergolong masih cukup tinggi. Hal itu terlihat dari data nilai investasi selama tahun 2012 sebesar Rp. 6,3 trilyun yang tersebar 3.121 proyek usaha kecil, menengah dan besar.
Kepala BPMP (Badan Penanaman Modal & Perijinan) Kabupaten Bandung Drs. H. Ruli Hadiana menyebutkan, realisasi investasi sebesar Rp. 6,3 Trilyun didasarkan kepada kombinasi data LKPM (Laporan Kegiatan Penanaman Modal) dan ijin usaha lainnya. Ia mengungkapkan, nilai investasi yang terus menguat berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja yang demikian besar. “Kita hitung dari 3.121 proyek bisa menyerap tenaga kerja sebanyak 35.618 tenaga kerja lokal dan 11.228 orang lainnya tenaga kerja asing” kata Ruli Hadiana.
Ia mengakui, nilai investasi terbesar masih didominasi oleh kualifikasi usaha besar senilai Rp. 4,5 trilyun dengan jumlah usaha 80 unit, usaha menengah senilai Rp. 1,1 trilyun yang tersebar di 462 unit. Sementara usaha kecil sebanyak 2.597 unit dengan nilai investasi Rp. 630 milyar lebih.
Faktor kewilayahan, menurut Ruli Hadiana menjadi salah satu pemicu para investor berani menanamkan modalnya di Kabupaten Bandung. Faktor tersebut diantaranya, ketersediaan infrastruktur dan aksebilitas, aglomerasi, kebijakan pemerintah daerah, potensi sektor ekonomi disamping stabilitas dan keamanan bisnis.
Sektor usaha sekunder seperti industri tekstil, makanan dan karet, kimia menurut Ruli Hadiana menyerap investasi sebesar Rp. 4 trilyun lebih. Disusul sektor tersier seperti listrik, gas, air, perdagangan, transportasi senilai Rp. 2,2 trilyun lebih. Sedangkan sektor primer berupa tanaman pangan, perkebunan dan peternakan senilai Rp. 29 milyar. “Kita akui, investasi di Kabupaten Bandung setiap tahun masih didominasi oleh sektor sekunder” kata Ruli Hadiana.
Dilihat dari lokasi usaha, Kecamatan Dayeuhkolot menduduki rangking pertama raihan investasi terbanyak selama tahun 2012 senilai Rp. 2,0 trilyun lebih, disusul Rancaekek Rp. 888 milyar lebih, Katapang Rp. 502 milyar lebih, Cileunyi Rp. 430 milyar lebih dan Majalaya senilai Rp. 296 milyar lebih. Sedangkan lima kecamatan yang terendah dalam raihan investasi, masing-masing Kecamatan Kertasari senilai Rp. 2,6 milyar lebih, Nagreg Rp. 4,9 milyar lebih, Cilengkrang Rp. 14,2 milyar lebih, Pasirjambu Rp. 17,2 milyar lebih dan Ciwidey Rp. 18,3 milyar.
Keluarnya Peraturan Bupati Bandung No. 42 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan Pelayanan Perijinan Terpadu pada BPMP, turut menambah jenis perijinan yang dilayani BPMP menjadi 20 jenis pelayanan, yang semula hanya 16 pelayanan. Ke-20 pelayanan tersebut masing-masing ; ijin lokasi, IMB, ijin gangguan, SIUP, SIUK, ijin prinsip penanaman modal, ijin usaha penanaman modal, ijin usaha industri, IUJK, ijin reklame, ijin pembuangan air limbah, tanda daftar industri, ijin limbah B3, ijin rumah sakit, ijin usaha toko modern, ijin mendirikan menara, TDP, TDG, ijin lingkungan, ijin usaha pengelolaan pasar tradisional. (FZF)

Related posts