Rupiah Melemah, Industri Otomotif Drop

Honda-motor-logoJABARTODAY.COM – BANDUNG
Terjadinya krisis global membuat Bank Indonesia melakukan penyesuaian suku bunga acuan perbankan, yakni BI Rate, menjadi 7,5 persen. Hal itu dapat berpengaruh pada terjadinya perubahan suku bunga perbankan, baik simpanan maupun kredit.
 
Meski demikian, industri otomotif tidak terlalu mengkhawatirkan terjadinya pelemahan penjualan seiring dengan naiknya BI Rate tersebut. Wiriadi Sucipto, Sales & Marketing PT Daya Adicipta Mustika (DAM), selaku main dealer PT Astra Honda Motor (AHM) area Jawa Barat, menyatakan, pihaknya tidak mengkhawatirkan hal tersebut.
 
Pasalnya, jelas dia, sejauh ini, sepeda motor masih menjadi pilihan kendaraan mayoritas publik di tanah air, termasuk Jabar. “Pengaruhnya tidak terlalu besar,” ucap Wiriadi.
 
Namun, lanjut dia, hal yang menjadi kekhawatiran adalah terjadinya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Menurutnya, jika rupiah kembali melemah dan menembus angka Rp 13.000 per dollar, hal itu dapat berdampak pada kinerja industri otomotif.
 
Dia berpendapat, jika pelemahan itu terjadi, tidak tertutup kemungkinan, kinerja industri otomotif dapat drop. Pasalnya, jelas dia, pelemahan itu, dapat berefek pada daya beli masyarakat. Itu karena, tidak tertutup kemungkinan, pelemahan tersebut dapat memicu terjadinya kenaikan harga jual sepeda motor.
 
Dijelaskan, sejauh ini, ada beberapa komponen yang harus impor. “Memang, pengerjaan dan produksi sepeda motor 100 persen berlangsung di dalam negeri. Tapi, konten lokalnya belum 100 persen,” terang Wiriadi.
 
Penggunaan konten lokal, ungkapnya, untuk produksi sepeda motor sekitar 80-85 persen. Artinya, jelas dia, sekitar 15 persen komponen masih harus diimpor industri-industri sepeda motor, termasuk PT AHM. (VIL)

Related posts