Renyahnya Kicimpring Mang Ujang

Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, saat berkunjung ke stand Kicimpring Mang Ujang dalam perhelatan De Syukron 2 Pesta Rakyat Jabar, Sabtu (15/9). (ISTIMEWA)

JABARTODAY.COM – BANDUNG

Akhir pekan lalu, berlokasi di Gedung Sate Bandung digelar De Syukron 2 Pesta Rakyat Jabar. Mengutip pernyataan Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, saat membuka perhelatan yang digelar untuk memperingati Hari Jadi ke-67 Provinsi Jabar itu,   kegiatan itu di antaranya bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Jabar.

De Syukron 2 menampilkan beragam produk inovatif, kreatif, unik, dan inspiratif dari kabupaten/kota se-Jabar. Peserta berasal dari organisasi perangkat daerah provinsi, komunitas industri kreatif, kuliner kreatif, dan perguruan tinggi seni. Tak hanya itu, kegiatan itu diikuti perwakilan seni dan budaya dari mancanegara seperti Prancis, China, Kroasia, Korea Selatan, Jepang, dan Jerman.

Di tengah hiruk-pikuk De Syukron 2, tampil salah satu kreasi urang Bandung, Kicimpring Mang Ujang. Selepas pembukaan, Gubernur sempat mampir di stand produk makanan tradisional khas Sunda ini. Apa sebenarnya yang menarik dari produk ini?

Konon, lahirnya produk ini berawal dari kecelakaan tragis yang hampir merenggut nyawa Ujang Sumarna, perintis usaha ini,  pada 2008 lalu. Imbas dari tragedi itu, Ujang tak hanya kehilangan pekerjaan sebagai tukang bangunan di Bone, Sulawesi Selatan. Yang lebih mengenaskan, Ujang harus menanggung biaya pengobatan kaki kanannya yang hampir diamputasi.

Selama dua tahun hidup Ujang terombang-ambing. Saat perlu biaya pengobatan yang melambung, dia pun tak memiliki pekerjaan. Tinggal di rumah tanpa aktivitas menjadi hari-hari yang harus dilalui pria ini.

Namun, hidup harus terus berjalan. Selepas mendengarkan saran dari keluarga terdekatnya, Ujang mulai merambah dunia wirausaha. Pada 2010, bermodalkan uang Rp. 200.000, Ujang menjajal bisnis kicimpring, makanan khas Tatar Pasundan berbahan dasar singkong. Dari tangan Ujang dibantu istri tercinta lahir kicimpring bercita rasa pedas. Tampilan kicimpring yang diproduksi oleh Ujang lebih kecil dibandingkan dengan kicimpring lain.

Berbarengan dengan semakin menggeliatnya usaha yang dikelola Ujang, pemasaran kicimpring olahan entrepreneushif yang satu ini terus berkembang. Selepas dipasarkan di kalangan orang-orang terdekat, pemasaran kicimpring merambah ke berbagai kota di Jawa dan provinsi lain di Nusantara. Saat itu, kicimpring yang diproduksi Ujang tak disertai label.

Semakin Menggeliat

Perkembangan bisnis kicimpring olahan Ujang tambah menggeliat setelah keponakannya, Agus Hermawan, bergabung untuk mengembangkan bisnis. Beragam trik untuk lebih menggairahkan usaha pun dilakukan.

Saat berjumpa dengan JABARTODAY.COM, Senin (17/9), Agus mengungkapkan, inovasi yang dilakukan untuk mengembangkan usaha ini antara lain yaitu membuat merek produk berlabel “Mang Ujang”. Kemasan kicimpring berfotokan Mang Ujang dan gambar Gedung Sate pun diperkenalkan kepada konsumen.

Di samping itu, untuk memperkaya varian rasa, hadir tiga pilihan rasa yaitu pedas, semi pedas, dan ekstra pedas.

“Untuk memperluas pemasaran, selain dilakukan di Jl. Banteng Dalam 2 No 9 Bandung, kami aktif memasarkan produk di situs jejaring sosial Facebook, melalui akun Kecimpring Mang Ujang pada alamat kicimpring_mangujang@yahoo.com. Di samping itu, kami pun kerap mengikuti berbagai pameran UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah),” ujar Agus. (DEDE SUHERLAN)

Related posts