Relatif Kecil, Bantuan Bagi UKM di Kabupaten Bandung

jamkrindo

JABARTODAY.COM – SOREANG

Sebanyak 20% atau 1400 produk usaha kecil dan menengah (UKM) dari total 7000 se-Kabupaten Bandung, sudah diekspor ke luar negeri.

“Sebanyak 1400 UKM di Kabupaten Bandung sudah go internasional,” kata Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Bandung, Saeful Bahri, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (15/10).

Menurut dia, UKM sebanyak itu masih terbilang minim dalam pemasaran. Sebab, hingga kini suntikan dana bagi UKM kecil. Anggaran untuk UKM dan koperasi pada 2012 sendiri, hanya Rp 7 miliar.

“Ini dianggarkan supaya UKM di Kabupaten Bandung menggeliat, sehingga bisa bersaing dengan wilayah lain. Memang ada peningkatan dari 2011, yang hanya Rp 5 miliar, tapi masih terbilang minim untuk 7000 UKM se-Kabupaten Bandung,” paparnya.

Saeful mengungkapkan, produk UKM yang sudah diekspor ke luar negeri diantaranya kopi arabika di Pangalengan, sangkar burung di Katapang, bunga trisan di Pasirjambu, dan stroberi di Rancabali. “Memang mereka sudah bisa ekspor ke luar negeri, tapi banyak juga UKM yang belum seperti itu,” ucapnya.

Permasalahan masih minimnya pemasaran oleh UKM, disebabkan oleh kurangnya penggunaan teknologi pengolahan dan kemasan produk. “Sekarang kita juga ada bantuan sebesar Rp 1 miliar untuk rumah kemasan di Pasirjambu, tapi itu masih kurang. Kami sudah berkoordinasi dengan bupati agar meminta dana ke Pemprov Jabar untuk mengucurkan dana rumah kemasan,” ungkap Saeful.

Terkait Asean Free Trade Area (AFTA)2015, timbul dua masalah bagi para pelaku UKM, yaitu jangkauan pemasaran UKM yang lebih luas dan bisa menjadi malapetaka bagi keberadaan UKM. Hal itu apabila, pemerintah tidak menfasilitasi para pelaku usaha tersebut, khususnya teknologi.

Oleh karena itu, Saeful meminta pemerintah segera menyusun langkah strategis selama tiga tahun ke depan untuk menyiasati AFTA. (AVILA DWIPUTRA)

Related posts