Rektorat UPI Bantah Terjadi Korupsi

GEDUNG UNIVERSITY CENTER UPI, tempat berlangsungnya pemeriksaan auditor dari inspektorat jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jumat (17/7/2013) (musthafadenry)
GEDUNG UNIVERSITY CENTER UPI, tempat berlangsungnya pemeriksaan auditor dari inspektorat jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jumat (17/7/2013) (musthafadenry)

JABARTODAY.COM – BANDUNG Jajaran rektorat Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) membantah isu dugaan korupsi yang berkembang di sejumlah media massa.

Kepala Humas UPI Suwatno menjelaskan, dugaan korupsi yang dilakukan pihak rektorat dan menyeruak di media massa beberapa hari terakhir itu tidak benar.

“Pelaporan oleh seorang dosen UPI kepada Inspektorat Jendral Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, red) tidak benar. Ini hak jawab kami mengenai pemberitaan tentang pelaporan tersebut,” ujar Suwatno di Gedung Rektorat UPI, Rabu (24/7/13).

Berdasarkan data yang dimiliki pihak rektorat lanjut dia, sudah diverifikasi kebenarannya dan terbukti bahwa laporan yang disampiakan pelapor jauh dari fakta. Dia mengklaim, data tersebut sudah dimiliki pihak rektorat sebelum isu berkembang dengan pemberitaan. Bahkan sudah endors (didukung) pihak Itjen.

Tak hanya itu, status data tersebut sambung dia, sudah bisa diakses publik. Tidak ada fakta yang ditutupi. “Kami sengaja tidak menjawab ketika pemberitaan ini mulai ramai, sebab kami menghargai pemeriksaan yang dilakukan pihak itjen,” kilahnya.

Terpisah, Sekretaris Gerakan Penyelamat UPI Kholid A Harras saat dikonfirmasi jabartoday.com mengungkapkan, pihaknya tidak mempersoalkan jawaban pihak rektorat yang berisi bantahan tersebut.

“Itu hak pihak rektorat. Tapi yang pasti kami tidak hanya melaporkan dalam bentuk tertulis, dalam waktu dekat kami akan menyampiakan laporan langsung kepada Irjen Kemendikbud,” tegas Kholid.

Dia menandaskan, pihaknya membuat laporan berdasarkan data dan fakta yang valid. “Data yang kami miliki malah semakin bertambah. Sekarang kami mengantongi data terkait program bidik misi. Lihat saja nanti endingnya seperti apa,” tukas dosen Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni ini.

Tak hanya itu tambah Kholid, dalam bantahan pihak rektorat itu terdapat beberapa poin yang secara tidak langsung mengakui kesalahan yang dilaporkan Gerakan Penyelamatan UPI. “Soal jual beli nilai dan pengelolaan BMT Al Furqan misalnya. Itu bantahan tapi isinya membenarkan,” pungkasnya.  (RMY)

Related posts