Rektor Trilogi: Kampus Harus Hasilkan Kompetensi Lulusan Yang Tepat

Rektor Universitas TrilogiJABARTODAY.COM – JAKARTA

Terbitnya Peraturan Presiden No. 08 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) akan menjadi acuan setiap jenjang pendidikan untuk menyusun ketercapaian pembelajaran lulusannya. Jika merujuk pada aturan tersebut, dapat diketahui bahwa KKNI merupakan kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.

Sementara itu, disebutkan pula, bahwa setiap jenjang kualifikasi pada KKNI memiliki kesetaraan dengan capaian pembelajaran yang dihasilkan melalui pendidikan, pelatihan kerja atau pengalaman kerja. Ini berarti, penyusunan kurikulum yang dulunya hanya berdasarkan pencapaian kompetensi saja sekarang ditambah dengan mengacu pada capaian pembelajaran (learning outcomes).

Sebagai langkah untuk mensinergikan kompetensi lulusannya sehingga memenuhi kualifikasi tersebut, Universitas Trilogi Jakarta melakukan workshop yang bertemakan “Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia”, 23-24 Mei 2014.

“Sebagai pendidikan tinggi, Universitas Trilogi harus segera tanggap untuk terus melakukan perbaikan pendidikan di kampus. Oleh karena itu, dengan workshop ini akan menciptakan pembelajaran yang maksimal sehingga menghasilkan kompetensi lulusan yang tepat,” ucap Rektor Universitas Trilogi, Prof. Dr. Asep Saefuddin.

Menurutnya, wajah dunia kerja Indonesia saat ini memang masih lemah. Sehingga memang harus segera dibenahi dan diperbaiki. Khususnya dalam hal kesesuaian antara industri pekerjaaan dan rencana pendidikan. Jika tidak ada kesesuaian, lulusan perguruan tinggi hanya akan berjalan di tempat.

Lebih lanjut, sosok yang dilantik menjadi rektor pada Oktober 2013 ini, juga memotivasi para dosennya untuk terus kreatif. Salah satunya dengan terus menggalakkan budaya diskusi serta memperbanyak riset. “Agar budaya akademik terus tercipta, dosen Universitas Trilogi juga harus memperbanyak riset, yang nanti hasil risetnya juga bisa diteruskan ke Dikti (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi),” pesan ahli statistik Indonesia ini.

Selain itu, sebagai kampus yang keberadaannya berada di bawah Dikti. Presiden Direktur CRESCENT (Center for Regional Resource Development and Community Empowerment) ini berharap agar kampus yang dipimpinnya selalu mempunyai hubungan yang erat serta menjaga komunikasi bersama Dikti. Oleh karena itu juga, acara yang dibuka oleh Rektor Universitas Trilogi tersebut menghadirkan langsung narasumber Dr. Ir. Illah Sailah selaku Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti Kemdikbud.

Dalam paparannya, orang nomor satu di Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti itu menegaskan dalam penyusunan kurikulum pada intinya diperlukan kreatifitas. “Untuk menyusun kurikulum, para dosen haruslah kreatif, karena otonomi itu sebenarnya ada di Perguruan Tinggi,” tuturnya.

Wanita lulusan Queenlands University, Australia, secara terperinci menjelaskan konsep pengembangan KBK yang mengacu pada KKNI. Menurutnya impikasi KKNI pada perguruan tinggi akan mewujudkan adanya penataaan jenis dan starata pendidikan; penyetaaraan mutu lulusan; pengembangan sistem penjaminan mutu; pengembangan kurikulum; dan memfasilitasi pendidikan sepanjang hayat.

Selain Dr. Illah Sailah, hadir juga pembicara lainnya yakni Dr. Ir. Yulin Lestari yang merupakan tim pengembangan kurikulum Insitut Pertanian Bogor dan Prof. Dr. Bintang Petrus Sitepu, pakar kurikulum yang berkiprah di Universitas Negeri Jakarta. Untuk kedua pembicara ini masing-masing menyampaikan materi tentang “Strategi menyusun KBK mengacu pada KKNI” dan “Pengembangan teknologi pendidikan dalam rangka Implementasi KBK mengacu pada KKNI”.

Tidak hanya menyampaikan materi, Dr. Ir. Yulin Lestari dan Prof. Dr. Bintang Petrus Sitepu juga didaulat menjadi fasilitator sekaligus penilai presentasi dari para perwakilan fakultas Universitas Trilogi. Untuk diketahui, pada hari keduanya setiap fakultas melakukan presentasi kurikulumnya masing-masing. Dari sinilah dilakukan diskusi, masukan, dan penguatan agar kurikulum yang telah dirancang bisa mengembangkan kompetensi peserta didik menuju kualifikasi yang lebih baik. (*/rls)

Related posts